Palembang, JNNews.co.id –Pemerintah provinsi (pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Gubernur Sumsel H Herman Deru menghadiri kegiatan Rapat Kerja Daerah Daerah (Rakerda) ke VII Real Estate Indonesia (REI) provinsi Sumsel yang mengambil tema “Peran serta REI dalam mengatasi back log perumahan di Sumsel”.
Dikatakan Gubernur Sumsel H Herman Deru dalam sambutannya mengatakan, dari sekian banyak kegiatan lapangan, kegiatan indoor seperti ini yang dilaksanakan oleh DPD REI Sumsel ini sebagai pemimpin di daerah ini.
Dimana ini adalah kegiatan yang selalu menunjukkan keluarbiasaan baik Sumsel dalam mengayomi atau menjadi payung dari setiap developer yang ada di provinsi ini.
“Hari ini kita buka Rakerda ke VII, maka kita maknai dahulu bahwa harapan Rakerda hari ini harus membuahkan hasil,” ujarnya.
Kemudian, pada Rakerda ini sendiri dihadiri oleh dari KADIN, HIPMI, dan semua mitra-mitra REI hanya pembelinya saja yang mungkin tidak diundang disini. Rakerda ini saya harapkan untuk tidak hanya melahirkan rekomendasi-rekomendasi yang bersifat internal, hanya untuk kepentingan developer saja, bukan itu.
Tetapi juga harus menjadi blindging bagi kepentingan pemerintah dan juga kepentingan konsumen. Jadi Rakerda ini harus betul-betul menghasilkan produk rekomendasi internal, ke pemerintah, dan juga terhadap konsumen itu sendiri.
“Kita tahu back log di provinsi Sumsel masih cukup tinggi, masih diangka 400 ribu kebutuhan rumah yang belum terpenuhi. Begitu banyak inovasi, improvisasi yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat dan DPD REI Sumsel,” ungkapnya.
Menurut Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat REI Pusat yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal REI Pusat Hari Ganie, Rakerda Sumsel memang sangat dekat waktunya dengan musyawarah nasional (Munas) yang akan kami lakukan nanti. Ini bagus sekali, pasti isu-isu yang akan disampaikan oleh teman-teman dari Sumsel ini nanti sekaligus sangat efektif untuk memberikan masukannya.
Karena itu apalagi disini banyak teman-teman dari daerah, dari DPD REI yang lain, yang bisa ikut mewarnai Rakerda Sumsel ini. Tapi pesan saya dari DPP REI memang kondisi saat ini secara makro negara kita memang tidak dalam keadaan baik-baik saja.
“Kita semua tahu ekspor turun 30 persen, kondisi penjualan property juga sama turun juga, yang berjalan adalah yang dibawah 1 Miliyar,” katanya.
Dilanjutkannya, ini jadi catatan buat kita, kue properti, pasar properti dimanapun di Indonesia kelihatannya sekarang ini semakin mengecil. Bukan hanya karena resesi dunia, ekonomi mengecil, tapi juga ada pengeluaran-pengeluaran lainnya.
Pesan kami dari DPP memang karena kuenya kecil, pasti persaingannya menjadi sangat ketat. Hanya pengembang-pengembang yang bereputasi baik, yang mempunyai produk baik, itu yang masih bisa berjualan.
“Jadi kalau pengembangnya masih nanggung-nanggung, mohon maaf tidak bisa memanfaatkan kue yang semakin kecil ini, dan ini yang menjadi perhatian bagi kita,” imbuhnya
Begitu juga disampaikan Ketua DPD REI Sumsel Zewwy Salim, dimana untuk Rakerda ke VII REI ini merupakan agenda tahunan, dan diharapkan melalui kegiatan ini dapat mengeluarkan pokok-pokok pikiran dalam kontribusi pembangunan daerah di Sumsel khususnya di tingkat Nasional.
Dimana sampai saat ini DPD REI memiliki kurang lebih 350 anggota yang tersebar di 17 Kabupaten/Kota. Artinya setiap peningkatan jumlah menandakan itensitas pembangunan di Sumsel meningkat baik yang bersubsidi ataupun komersil.
“Maka pihaknya siap merespon setiap pembahasan-pembahasan yang terjadi, dalam sebab hal tersebut merupakan modal dasar bagi REI untuk lebih berkembang kedepannya,” bebernya.(DNL)