Demo 30 September di Jakarta, Berikut Tiga Titik Aksi Hari Ini

Berita134 Views

Demo 30 September di Jakarta, Berikut Tiga Titik Aksi Hari Ini Aksi demonstrasi kembali berlangsung di ibu kota pada Selasa, 30 September 2025. Massa dari berbagai elemen masyarakat mengerahkan diri untuk menyuarakan tuntutan terhadap kebijakan tenaga kerja dan pemerintahan. Demo Pengamanan ketat terlihat di sejumlah titik strategis.

Berikut gambaran lengkap mengenai tiga titik aksi, latar tuntutan, serta aneka dinamika di lapangan yang patut diketahui publik.

Titik Aksi Utama: Depan Gedung DPR/MPR RI

Lokasi paling mencolok dan konsentrasi massa terbesar berada di depan kompleks lembaga legislatif, DPR/MPR RI di kawasan Jalan Gatot Subroto, Senayan. Di tempat ini, puluhan ribu orang dari Serikat Buruh, organisasi pekerja, hingga elemen masyarakat akan menyampaikan aspirasi.

Menurut laporan, aksi di titik ini diperkirakan dimulai sejak pukul 10.00 WIB pagi dan akan berlangsung hingga sore hari. Petugas gabungan sudah disiagakan sejak dini hari untuk menjaga ketertiban dan keamanan di sekitar kompleks parlemen.

Fokus tuntutan buruh di sini antara lain penolakan praktik outsourcing, penolakan upah murah (HOSTUM), serta mendesak agar revisi undang-undang ketenagakerjaan berpihak kepada pekerja. Di titik ini massa berharap dapat bertemu langsung dengan wakil rakyat dan memberikan tekanan supaya aspirasi mereka tidak diabaikan. (sumber info titik aksi)

“Dekat parlemen, mereka ingin suara didengar langsung oleh wakil rakyat. Aksi di sana memang tak bisa diabaikan.”

Titik Kedua: Silang Selatan Monas, Gambir

Titik kedua aksi demo hari ini berada di area silang selatan Monas, Jakarta Pusat. Kawasan ini sering digunakan sebagai panggung sekaligus titik pengalihan arus bagi demonstrasi karena posisinya yang strategis dan aksesibilitas tinggi.

Mahasiswa dan kelompok “Mahasiswa Penggugat Peradilan Bersih” sekaligus elemen masyarakat lain dipastikan akan melakukan orasi, pawai kecil, dan pembacaan tuntutan di area ini. Tujuan mereka antara lain untuk menarik perhatian publik kota dan media terhadap isu-isu keadilan, transparansi, dan kontrol institusi pemerintahan.

Lokasi ini juga berfungsi sebagai titik transit massa antara Gedung DPR dan titik aksi lainnya. Dengan latar ikon nasional Monas, aksi di sini diprediksi menjadi sorotan visual kuat media dan publik.

Titik Ketiga: Depan Kantor Komisi Yudisial RI

Titik aksi ketiga yang telah dipetakan adalah depan Kantor Komisi Yudisial (KY). Aksi di sini menunjukkan bahwa tuntutan demonstran tidak hanya terbatas pada aspek tenaga kerja, tetapi juga menyentuh aspek peradilan dan mekanisme kontrol lembaga hukum.

Massa yang hadir di lokasi ini kemungkinan memfokuskan tuntutan pada proses peradilan, integritas hakim, transparansi penegakan hukum, dan keterbukaan masyarakat terhadap fungsi lembaga yudikatif. Aksi di KY diharapkan menjadi titik simbolis agar masyarakat dapat melihat bahwa isu keadilan menjadi bagian dari tuntutan masyarakat luas.

Di ketiga titik ini, aparat keamanan mengimbangi dengan pengamanan persuasif dan kesiapsiagaan tinggi agar aksi berjalan damai. (liputan lokasi)

Tuntutan dan Isu Utama Aksi 30 September

Meskipun aksi digelar di berbagai lokasi, inti tuntutan demonstran cukup konsisten. Berikut ringkasan isu utama yang ingin disuarakan:

  1. Penolakan Praktik Outsourcing
    Praktik pekerja alih daya sering dianggap menciptakan ketidakpastian kerja, minim jaminan sosial, dan kondisi kerja yang tidak stabil. Massa menuntut agar sistem outsourcing dibatasi atau dihapus untuk menjaga hak dasar pekerja.
  2. Tolak Sistem Upah Murah (HOSTUM)
    Konsep upah murah di sektor informal atau sistem honorarium dianggap mengeksploitasi tenaga kerja. Demonstran menuntut agar sistem remunerasi pekerja diatur agar sesuai standar kehidupan layak sesuai inflasi dan kebutuhan dasar.
  3. Revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan yang Adil
    Demonstran mendesak agar revisi UU Ketenagakerjaan tidak menguntungkan pihak pengusaha semata, melainkan memperkuat perlindungan hukum, kesejahteraan pekerja, serta mekanisme pengawasan yang independen.
  4. Kenaikan Upah Minimum 2026
    Beberapa serikat buruh menuntut agar upah minimum dinaikkan di kisaran 8,5 % hingga 10,5 %, menyesuaikan laju inflasi dan tekanan biaya hidup yang terus meningkat.
  5. Isu Transparansi dan Keadilan Lembaga Publik
    Terutama di titik KY, demonstran menyerukan agar lembaga yudikatif dan penegakan hukum berjalan lebih terbuka, akuntabel, dan tidak independen dari tekanan politik maupun kepentingan golongan.

Isu-isu ini muncul dalam konteks lebih luas yakni ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan ekonomi, kebijakan publik, penanganan isu sosial, dan persepsi bahwa ruang aspirasi publik semakin sempit.

Dinamika di Lapangan & Respons Aparat

Sejak pagi, aparat keamanan gabungan telah dikerahkan dalam skala besar untuk mengamankan ketiga titik aksi. Polisi menyebut pengamanan dilakukan secara persuasif dengan prioritas menjaga ketertiban tanpa menggunakan kekerasan. (liputan6)

Petugas juga melakukan penutupan atau pengalihan beberapa ruas jalan di sekitar lokasi aksi, terutama di Jalan Gatot Subroto, Jalan Medan Merdeka, dan area Monas. Untuk sementara, lalu lintas di sekitar Titik Aksi II dan III bersifat situasional.

Sebelum massa turun ke jalan, apel pengamanan dan simulasi pengaturan crowd control dilakukan sejak pagi hari agar skenario pengamanan sudah matang.

Di tengah aksi, aparat tampak memberikan ruang bagi massa untuk menyampaikan aspirasi, meskipun di beberapa titik terdapat pembatas kawat dan pagar pembatas untuk menjaga jarak massa dengan gedung lembaga negara.

Beberapa laporan menyebut petugas juga membuka posko medis dan posko pengamanan terpadu di sekitar lokasi aksi agar respons cepat terhadap insiden ringan bisa dilakukan segera.

Potensi Gangguan Lalu Lintas & Imbauan untuk Warga

Warga yang beraktivitas di sekitar titik aksi disarankan untuk mengantisipasi potensi kemacetan atau jalur putar.

Beberapa ruas jalan kemungkinan dialihkan, terutama akses menuju Senayan, Gambir, dan jalan utama menuju kawasan DPR. Pengemudi disarankan menggunakan jalur alternatif seperti jalan ring road atau jalur selatan.

Masyarakat di sekitar Monas, Menteng, sekitar KY dan sekitarnya diminta waspada jika hendak keluar rumah atau beraktivitas. Hindari berkumpul di lokasi aksi, dan jika memungkinkan hindari jam-jam padat sore hari karena massa mungkin akan bergerak ke titik akhir aksi.

Transportasi umum juga kemungkinan terdampak karena rute bus, TransJakarta, dan halte terdekat bisa ditutup sementara. Warga pengguna transportasi publik disarankan memantau pemberitahuan resmi operator.

“Kalau saya tinggal dekat Monas, saya akan tunggu dulu sampai situasi agak redam. Lebih baik aman daripada terganggu di tengah aksi.”

Catatan dan Tantangan yang Mungkin Muncul

Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama aksi berlangsung:

  • Potensi aksi spontan atau penyusupan yang memicu kericuhan kecil di titik aksi II atau III.
  • Kondisi cuaca yang tidak menentu bisa memengaruhi kelancaran aksi (hujan mendadak atau panas ekstrem).
  • Kebutuhan logistik massa—air minum, obat ringan, serta jalur evakuasi jika terjadi kepadatan tinggi.
  • Komunikasi massa dengan aparat: pintu dialog sering menjadi krusial agar aksi tetap damai.
  • Distribusi massa ke titik aksi yang tidak merata dapat menyebabkan penumpukan massa di beberapa area.

Meski pengamanan sudah disiapkan, kemanusiaan dan kewaspadaan bersama menjadi kunci agar aksi berjalan damai.

Peran Pers dan Media Sosial

Media memegang peranan penting dalam memantau dan menyiarkan langsung kondisi di lapangan. Liputan real time melalui media konvensional maupun media sosial membantu masyarakat memahami situasi terkini dan mengambil keputusan aman terkait mobilitas.

Media juga harus menjaga objektivitas dan menghindari penyebaran hoaks atau provokasi. Seringkali tersebar video yang dilebih-lebihkan di media sosial yang bisa memancing kepanikan.

Aparat keamanan melalui kanal resmi juga biasanya memberikan update situasi secara berkala agar publik tidak hanya tergantung pada rumor.

Harapan untuk Dialog dan Solusi Kebijakan

Di balik kerumitan aksi dan pengamanan, pada dasarnya massa ingin agar suara mereka didengar. Mereka berharap dialog dengan wakil pemerintah benar-benar terbuka dan menghasilkan kebijakan konkret yang menyentuh kehidupan sehari-hari.

Aksi demo seperti ini mencerminkan bahwa ruang aspirasi publik masih menjadi bagian penting dalam demokrasi. Pemerintah dan legislatif perlu menanggapi dengan kerja nyata, bukan hanya janji retoris.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *