Ini Tanggapan Pihak RSMH Palembang Terkait Kasus Pasien Usus Buntu Mengalami Pembusukan Pasca Operasi

Berita28 Views

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang memberikan klarifikasi resmi terkait kabar yang menghebohkan publik mengenai seorang pasien remaja berinisial CY (14 tahun), yang mengalami pembusukan di area organ vital pasca operasi usus buntu. Kasus ini viral di media sosial dan menimbulkan beragam reaksi dari masyarakat, terutama menyangkut dugaan malpraktik medis.

Kronologi Kejadian

Usus Buntu

CY, seorang pelajar SMP di Palembang, awalnya mengeluhkan nyeri hebat di perut kanan bawah. Ia kemudian dibawa ke IGD RSMH dan didiagnosa mengalami radang usus buntu akut. Operasi seharusnya dilakukan segera, namun saat itu CY dinyatakan positif COVID-19 sehingga tindakan medis ditunda sesuai protokol kesehatan.

Proses Operasi dan Komplikasi

Operasi usus buntu akhirnya dilakukan pada 1 Februari 2023. CY diperbolehkan pulang dua hari setelah operasi. Namun, beberapa hari kemudian, keluarga membawa kembali CY ke rumah sakit karena munculnya pembengkakan dan keluarnya cairan dari bekas luka operasi. Infeksi yang terjadi memaksa tim medis untuk melakukan operasi kedua pada 7 Februari 2023.

Menurut pengakuan keluarga, infeksi menyebar hingga ke area organ vital, menimbulkan pembusukan dan komplikasi serius yang sangat mengejutkan.

Penjelasan Resmi dari Pihak RSMH

Usus Buntu

Wakil Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang RSMH Palembang, dr. Marta Hendry, menegaskan bahwa penanganan CY telah dilakukan sesuai prosedur medis yang berlaku. Menurutnya, kasus infeksi pasca operasi usus buntu adalah risiko yang mungkin terjadi, terutama jika tindakan tidak dilakukan tepat waktu.

“CY datang dalam kondisi sudah mengalami radang selama lebih dari tiga hari. Itu artinya sudah dalam fase komplikasi. Maka, risiko seperti abses dan infeksi sistemik sangat mungkin terjadi, meskipun operasi telah dilakukan,” ujar dr. Marta.

Penjelasan Mengenai Luka Operasi Tidak Dijahit

Salah satu poin kontroversi yang mencuat adalah keputusan medis untuk tidak menjahit luka operasi bagian luar usus buntu. Menanggapi hal tersebut, dr. Marta menjelaskan bahwa dalam kondisi tertentu, terutama jika ada kemungkinan infeksi lanjutan, dokter memilih tidak menutup luka secara rapat.

“Dalam prosedur tertentu, terutama bila ada risiko infeksi, luka memang dibiarkan terbuka sebagian agar bisa keluar cairannya dan tidak menimbulkan penumpukan nanah. Luka tetap dirawat secara intensif dengan kasa khusus dan antibiotik,” imbuhnya.

Respons Keluarga Pasien

Kuasa hukum keluarga, Muh Novel Suwa, menyatakan bahwa pihak keluarga merasa terkejut dengan perkembangan pasca operasi usus buntu. Mereka menyesalkan keputusan medis yang dianggap kurang dijelaskan secara komprehensif kepada orang tua pasien.

“Kami tidak menuntut secara hukum, tapi kami ingin kejelasan dan pertanggungjawaban secara etika profesi. Kenapa luka dibiarkan terbuka, dan bagaimana bisa terjadi pembusukan sampai ke organ vital?” ujar Novel dalam keterangannya.

Harapan untuk Perawatan Maksimal

Meskipun kecewa, keluarga tetap berharap agar CY mendapat perawatan terbaik hingga pulih total. Mereka juga membuka ruang komunikasi dengan pihak rumah sakit untuk menyelesaikan persoalan kasus usus buntu ini secara baik-baik.

Upaya Penyelesaian dari RSMH

Pihak RSMH Palembang menegaskan bahwa mereka tidak membedakan pelayanan terhadap pasien, baik pengguna BPJS maupun umum. Penanganan medis dilakukan murni berdasarkan kebutuhan dan kondisi klinis pasien.

“CY adalah pasien BPJS dan kami tetap memberikan penanganan sesuai SOP dan profesionalisme. Tidak ada perbedaan layanan,” tegas dr. Marta. Baca juga tentang Pola Hidup Sehat.

Pendekatan Kekeluargaan

RSMH juga menyampaikan komitmen untuk menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan. Mereka menyatakan siap memberikan pendampingan psikologis bagi pasien dan keluarganya, serta menjelaskan secara terbuka mengenai setiap tindakan medis yang dilakukan.

“Kami tidak menutup-nutupi. Jika ada pertanyaan dari pihak keluarga, kami siap menjelaskan dan memberikan informasi medis yang dibutuhkan,” lanjutnya.

Kondisi Terkini Pasien

CY masih menjalani perawatan lanjutan di RSMH. Pihak rumah sakit menyatakan bahwa kondisi CY mulai membaik secara bertahap. Pasien sudah mulai bisa makan dan merespons pengobatan antibiotik dengan baik.

“Pasien sudah mulai menunjukkan tanda pemulihan. Jika dalam seminggu ke depan kondisi terus stabil, maka kemungkinan besar akan bisa pulih tanpa perlu tindakan lanjutan yang lebih invasif,” ujar dr. Marta.

Rencana Pemulangan dan Kontrol Berkala

Apabila kondisi pasien membaik dalam waktu dekat, CY akan diperbolehkan pulang dengan catatan harus menjalani kontrol rutin untuk memantau penyembuhan luka dan pemulihan jaringan yang terdampak.

Pentingnya Edukasi untuk Pasien

Kasus ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya edukasi pasien dan komunikasi efektif antara tim medis dan keluarga pasien usus buntu. Dalam dunia medis, komplikasi bisa terjadi, tetapi transparansi dan kesigapan dalam menangani setiap gejala adalah kunci menjaga kepercayaan publik.

RSMH Palembang berkomitmen untuk terus memperbaiki layanan dan memastikan bahwa setiap pasien mendapatkan haknya untuk sehat, aman, dan dilayani secara manusiawi. Masyarakat pun diimbau agar tidak mudah menyimpulkan kasus medis hanya dari sisi viralitas, tetapi menunggu klarifikasi resmi dan hasil pemeriksaan medis secara komprehensif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *