Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengajak para pemuda masjid untuk berperan aktif dalam melawan penyebaran radikalisme dan intoleransi yang dinilai dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Ajakan ini disampaikan saat menerima kunjungan pengurus Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) di Mabes Polri. Dalam forum tersebut, Kapolri menegaskan pentingnya peran pemuda dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) melalui pendekatan keagamaan yang moderat dan inklusif.
Peran Strategis Pemuda Masjid dalam Menangkal Radikalisme
Pentingnya Sinergi Keagamaan dan Keamanan
Kapolri menyebutkan bahwa peran pemuda masjid sangat strategis, khususnya dalam menyampaikan narasi keagamaan yang sejuk, damai, dan tidak menyulut kebencian. Melalui pendekatan keagamaan yang tepat, radikalisme dapat dicegah sejak dini dari lingkungan tempat ibadah dan komunitas remaja masjid.
Menangkal Polarisasi Pascapolitik
Dalam pertemuan tersebut, Kapolri juga mengajak para tokoh agama dan pemuda masjid untuk bersatu kembali usai polarisasi politik yang terjadi dalam Pilpres maupun Pilkada. Beliau menekankan pentingnya merajut persatuan antarwarga yang sempat terkoyak akibat kontestasi politik.
Dukungan dan Komitmen BKPRMI
Program Pembinaan Dai Kamtibmas
Ketua Umum DPP BKPRMI, Said Aldi Al Idrus, menyatakan komitmennya untuk mendukung program Polri dalam pembinaan keagamaan. Ia menegaskan bahwa BKPRMI siap mendorong ustaz dan dai muda agar menyebarkan pesan-pesan damai serta mencegah masuknya paham radikal ke masjid dan kalangan remaja.
Sinergi dengan Kepolisian Daerah
BKPRMI juga siap bersinergi dengan kepolisian daerah (Polda) dan Polres di seluruh Indonesia untuk membina para dai dan remaja masjid secara intensif. Kolaborasi ini diharapkan mampu menutup celah yang biasa dimanfaatkan oleh kelompok radikal untuk menyusup ke dalam lingkungan keagamaan.

Peran Polri dalam Moderasi Keagamaan
Pendekatan Kultural dan Edukatif
Kapolri menekankan pentingnya pendekatan kultural dalam menjaga ketertiban masyarakat. Menurutnya, penyampaian pesan keamanan melalui jalur keagamaan terbukti lebih diterima oleh masyarakat. Polri pun siap memberikan dukungan penuh terhadap program-program keagamaan yang menguatkan nilai toleransi.
Kampung Tangguh sebagai Model Integrasi
Dalam konteks program ketahanan masyarakat, Kapolri juga mengangkat konsep Kampung Tangguh yang bukan hanya menyoroti aspek kesehatan dan ketahanan pangan, tetapi juga ketahanan sosial dari ancaman ideologi ekstrem. Pemuda masjid dilibatkan sebagai ujung tombak dalam membangun basis masyarakat yang kuat secara spiritual dan nasionalis.
Menyikapi Ancaman Nyata Radikalisme
Tren Rekrutmen Radikal Lewat Media Sosial
Kapolri menyampaikan bahwa kelompok radikal kini memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan ideologi mereka. Pemuda menjadi target utama karena dinilai lebih rentan terhadap propaganda digital. Oleh karena itu, narasi positif dari pemuda masjid sangat penting sebagai tandingan konten negatif.
Pencegahan Lebih Efektif dari Penindakan
Menurut Listyo Sigit, tindakan pencegahan jauh lebih efektif daripada penindakan. Melalui pendidikan, dakwah moderat, dan penguatan komunitas masjid, masyarakat dapat dibentengi dari pengaruh buruk ideologi yang bertentangan dengan nilai Pancasila dan NKRI.
Harapan Menuju Indonesia Damai dan Toleran
Kapolri berharap peran aktif para pemuda masjid dapat menciptakan Indonesia yang damai, toleran, dan bebas dari paham-paham ekstrem. Kolaborasi yang kuat antara kepolisian dan organisasi pemuda berbasis masjid diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam menjaga kerukunan umat beragama serta memperkuat identitas kebangsaan.
Dengan ajakan ini, Kapolri Listyo Sigit tidak hanya mengedepankan pendekatan represif, tetapi lebih menekankan pada pendekatan kolaboratif dan preventif. Sebuah langkah strategis untuk membangun kekuatan moral bangsa melalui jalur keagamaan dan partisipasi pemuda.