Kuliah di Universitas Terbuka : Bamsoet Dorong Pengembangan Ekonomi Kreatif

Berita37 Views

Jakarta, 15 Desember 2021 — Universitas Terbuka kembali menjadi sorotan publik setelah menghadirkan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan selebritas Irfan Hakim dalam kuliah umum bertajuk “Ekonomi Kreatif di Era Digital”. Kuliah ini bukan hanya edukatif, tetapi juga menggugah semangat mahasiswa untuk aktif menciptakan peluang dalam sektor ekonomi kreatif yang kini kian menjanjikan.

Acara ini digelar sebagai bagian dari upaya Universitas Terbuka (UT) memperkuat relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan industri digital dan transformasi ekonomi nasional. Bamsoet hadir bukan hanya sebagai pejabat negara, melainkan juga sebagai sosok inspiratif yang mengajak mahasiswa untuk tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi pencipta lapangan kerja berbasis ide dan kreativitas.

Ekonomi Kreatif: Pilar Masa Depan Indonesia

Dalam sambutannya, Bamsoet menekankan bahwa ekonomi kreatif kini telah menjadi salah satu pilar ekonomi nasional. Ia menyebutkan bahwa sektor ini menyumbang lebih dari Rp 1.200 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sebuah angka fantastis yang mengungguli banyak sektor konvensional.

Bamsoet juga menyoroti bagaimana Indonesia berhasil menjadi negara dengan kontribusi ekonomi kreatif terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan. Ini adalah sinyal positif bahwa kreativitas anak bangsa tidak bisa dipandang sebelah mata.

Kreativitas, Bukan Modal Besar

Salah satu pesan paling menggugah dalam kuliah umum ini adalah penekanan pada pentingnya kreativitas dibandingkan modal besar. Bamsoet menyebut bahwa di era digital, siapa pun dapat menjadi kreator hanya bermodalkan ponsel pintar. Konten sederhana yang dikemas dengan konsep unik dan relevan bisa menghasilkan pendapatan besar.

Dalam hal ini, kehadiran Irfan Hakim sebagai pembicara tamu sangat memperkuat pesan tersebut. Irfan bercerita bagaimana kanal YouTube miliknya seperti deHakims dan deHakims Story mampu meraih jutaan subscriber dan pendapatan fantastis yang mencapai miliaran rupiah setiap bulan. Semua itu diawali dari konsistensi membuat konten edukatif tentang hewan peliharaan dan kehidupan sehari-hari.

Inspirasi dari Kampung Youtuber

Menariknya, kuliah umum ini juga menampilkan kisah-kisah inspiratif dari berbagai daerah di Indonesia. Bamsoet mengangkat contoh “Kampung Youtuber” di Bondowoso, Jawa Timur, di mana pemuda-pemuda desa berinisiatif membuat konten digital dan mendapatkan penghasilan jutaan hingga puluhan juta rupiah tiap bulan. Fenomena ini membuktikan bahwa ekonomi kreatif bisa tumbuh di mana saja, bahkan di pelosok desa sekalipun.

Contoh lainnya datang dari Banyumas, Jawa Tengah, di mana seorang pemuda bernama Siswanto sukses mengelola kanal Siboen Channel hanya bermodal ponsel biasa. Kini ia dikenal sebagai kreator lokal yang mampu meraih penghasilan setara pegawai negeri senior.

Peran Strategis Universitas Terbuka

Universitas Terbuka sebagai pelopor pendidikan jarak jauh di Indonesia turut ambil bagian dalam revolusi ekonomi kreatif ini. Dengan sistem pendidikan fleksibel yang memungkinkan mahasiswa belajar dari mana saja dan kapan saja, UT menjadi ruang tumbuh bagi kreativitas mahasiswa.

Rektor UT Prof. Ojat Darojat beserta jajaran pimpinan kampus hadir menyambut inisiatif kuliah umum ini. Mereka menegaskan komitmen UT untuk terus melahirkan lulusan yang tidak hanya akademis, tetapi juga adaptif terhadap tantangan zaman, termasuk dalam bidang ekonomi digital.

UT juga sedang mengembangkan program-program inkubasi bisnis digital dan pelatihan konten kreator bagi mahasiswa. Hal ini diharapkan bisa mempercepat transisi mahasiswa dari dunia akademik ke dunia kerja berbasis digital.

Digitalisasi UMKM: Solusi Pasca Pandemi

Dalam forum yang berbeda, Bamsoet juga pernah menyoroti pentingnya digitalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai fondasi ekonomi kreatif. Menurutnya, banyak pelaku UMKM belum maksimal memanfaatkan platform digital untuk pemasaran, produksi, dan pengelolaan usaha.

Studium Generale III FHISIP UT yang digelar di Bali menjadi salah satu panggung Bamsoet menggemakan pentingnya digitalisasi UMKM. Ia mendorong mahasiswa untuk tidak hanya menjadi kreator konten, tetapi juga pendamping digital bagi pelaku UMKM di sekitarnya. Ini adalah bentuk kontribusi nyata terhadap pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi.

Membangun Ekosistem Digital

Untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif yang kuat, Bamsoet menilai perlunya sinergi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta. Ia mengusulkan pembentukan “Creative Campus Hub” di setiap perguruan tinggi, termasuk UT, sebagai wadah mahasiswa mengeksplorasi ide bisnis digital secara terstruktur.

Lebih dari itu, ia menekankan pentingnya kurikulum berbasis proyek kreatif. Mahasiswa harus diberi kesempatan membuat produk nyata — entah berupa aplikasi, konten video, game edukatif, atau desain digital — sebagai bagian dari proses akademik mereka. Dengan begitu, kelulusan tidak lagi sekadar memperoleh ijazah, tetapi juga portofolio karya.

Respon Mahasiswa dan Netizen

Kuliah umum ini menjadi viral bukan hanya karena tokoh-tokoh besar yang hadir, tetapi juga karena resonansi pesannya terhadap generasi muda. Di media sosial, banyak mahasiswa UT mengungkapkan motivasi mereka untuk mulai membuat konten, membuka channel YouTube, hingga belajar editing video.

“Setelah dengar langsung dari Pak Bamsoet dan Kang Irfan, saya jadi semangat buat mulai bikin vlog tentang kehidupan kuliah saya di UT,” tulis akun Instagram @susi_mahasiswaUT. Komentar serupa juga membanjiri unggahan resmi UT di platform sosial media mereka.

Tak sedikit netizen yang menganggap UT kini bukan lagi kampus jarak jauh yang sepi inovasi, tapi justru jadi pelopor perubahan. Mahasiswa UT kini dikenal sebagai mahasiswa yang tangguh, fleksibel, dan kreatif.

Harapan Masa Depan

Dengan semangat kolaboratif antara negara, kampus, dan masyarakat, pengembangan ekonomi kreatif berbasis pendidikan terbuka seperti yang diusung Universitas Terbuka dapat menjadi model baru dalam pembangunan nasional. Bamsoet optimis bahwa ke depan, Indonesia akan melahirkan lebih banyak technopreneur, content creator, dan pelaku industri digital kelas dunia dari kampus-kampus terbuka.

“Kita tidak bisa mengandalkan sektor konvensional saja. Masa depan ada di tangan mereka yang mampu berpikir kreatif dan bertindak digital. Dan saya percaya, mahasiswa Universitas Terbuka mampu menjadi ujung tombak perubahan itu,” tegas Bamsoet menutup kuliah umum yang berkesan itu.

Kini, tinggal bagaimana mahasiswa menjawab tantangan tersebut. Karena di era digital, bukan ijazah yang paling menentukan, tetapi kreativitas dan keberanian untuk memulai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *