Megawati: Bung Karno Pernah Ingin Dorong Masohi sebagai Ibu Kota Maluku

Nasional107 Views

Pada suatu momen bersejarah yang berlangsung di Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, Presiden kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, mengungkapkan fakta menarik tentang masa lalu sang proklamator kemerdekaan, Ir. Soekarno. Dalam sambutannya saat meresmikan sejumlah fasilitas umum yang diberi nama Bung Karno, Megawati menyatakan bahwa ayahandanya pernah memiliki gagasan besar untuk menjadikan Masohi sebagai ibu kota Provinsi Maluku.

Latar Belakang Sejarah Kota Masohi

Kota dengan Filosofi Gotong Royong

Nama Masohi bukan sekadar label geografis. Kata ini memiliki makna filosofis dalam budaya lokal Maluku Tengah, yaitu “gotong royong”. Pemilihan nama ini oleh Bung Karno sendiri saat meresmikan kota ini pada 3 November 1958, bukan tanpa alasan. Ia ingin menyemai semangat kolektivitas dan kerja bersama sebagai fondasi utama pembangunan wilayah Indonesia Timur.

Pembangunan Pasca-Kemerdekaan

Masohi dibangun sebagai bagian dari proyek strategis Bung Karno untuk membangun dan mempersatukan Indonesia Timur pasca-kemerdekaan. Kota ini berdiri di atas lahan seluas 600 hektar yang merupakan petuanan Negeri Amahai dan sebagian petuanan Negeri Haruru. Pembangunan ini bukan hanya infrastruktur, tetapi juga mencakup nilai-nilai ideologis yang ingin ditegakkan Bung Karno.

Pernyataan Megawati: Masohi dan Gagasan Ibu Kota

Mengangkat Kembali Sejarah yang Terlupakan

Dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual dari Jakarta pada 21 Juni 2021, Megawati Soekarnoputri mengungkapkan bahwa Bung Karno pernah menyampaikan niatnya untuk menjadikan Masohi sebagai pusat pemerintahan Provinsi Maluku. Pernyataan ini disampaikan saat peresmian Baileo, Monumen, dan Jalan Ir. Soekarno di Masohi.

Alasan Geostrategis

Menurut Megawati, Bung Karno menganggap Masohi sangat strategis karena letaknya yang berada di tengah kepulauan Maluku. Pemindahan ibu kota provinsi ke Masohi kala itu akan menjadi simbol pemerataan pembangunan dan pusat pemerintahan yang lebih terjangkau bagi seluruh wilayah di Maluku.

Simbolisasi Bung Karno di Masohi

Peresmian Monumen dan Infrastruktur

Dalam acara peresmian tiga fasilitas publik yang dinamai Bung Karno, Megawati menegaskan pentingnya mengingat kembali jasa dan pandangan visioner ayahandanya. Baileo Ir. Soekarno, Monumen Bung Karno, dan Jalan Ir. Soekarno diresmikan sebagai simbol penghargaan dan penyambung ingatan kolektif akan gagasan besar yang sempat tercetus dari seorang founding father bangsa.

Apresiasi dari Pemerintah Daerah

Gubernur Maluku, Murad Ismail, dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur tersebut adalah wujud penghargaan dan rasa terima kasih masyarakat Maluku terhadap Bung Karno. Ia menyebut bahwa gagasan-gagasan Bung Karno masih sangat relevan dalam konteks pembangunan daerah saat ini.

Relevansi Gagasan Bung Karno bagi Masa Kini

Tantangan Pusat-Pinggiran

Pernyataan Megawati tidak hanya bernilai historis, tetapi juga menyentil realitas ketimpangan pembangunan antara pusat dan pinggiran. Gagasan untuk menjadikan Masohi sebagai ibu kota mencerminkan paradigma yang berani untuk memecah dominasi pembangunan di satu titik pusat.

Potensi Masohi di Era Otonomi Daerah

Kini, di era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, Masohi memiliki peluang untuk tumbuh sebagai pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan regional. Konektivitas antar-pulau, pengembangan pariwisata budaya dan sejarah, serta pemanfaatan potensi maritim menjadi faktor yang dapat mendorong realisasi gagasan lama yang kembali relevan.

Menghidupkan Gagasan Bung Karno

Ungkapan Megawati Soekarnoputri mengenai rencana Bung Karno menjadikan Masohi sebagai ibu kota Provinsi Maluku bukan hanya nostalgia sejarah. Ia adalah pengingat akan sebuah visi strategis dan simbol perjuangan pemerataan pembangunan. Masohi, kota yang lahir dari semangat gotong royong, bisa kembali menemukan jati dirinya di tengah arus pembangunan Indonesia Timur yang terus menggeliat.

Dengan revitalisasi gagasan Bung Karno, masyarakat dan pemerintah daerah memiliki inspirasi konkret untuk mendorong pembangunan yang inklusif, adil, dan merata dari pinggiran ke pusat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *