Tradisi Pelepasan Purna Tugas Prajurit Teknokrat STTAL: Menghormati Pengabdian, Mewariskan Nilai

Nasional21 Views

Pelepasan prajurit purna tugas di lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) bukan sekadar seremoni biasa. Tradisi ini menjadi simbol penghormatan atas dedikasi dan kontribusi prajurit teknokrat yang telah mengabdikan diri dalam kemajuan TNI AL dan pembangunan bangsa. Di balik setiap penghargaan yang diberikan, tersimpan nilai-nilai keteladanan yang layak diwariskan kepada generasi penerus.

Makna Tradisi Pelepasan Purna Tugas

Penghargaan atas Pengabdian

STTAL memaknai purna tugas sebagai momen transisi yang penuh kehormatan. Dalam sambutan resmi, Komandan STTAL Laksamana Pertama TNI Dr. Ir. Avando Bastari, M.Phil. menekankan bahwa seorang prajurit tetaplah prajurit meski telah purna tugas. Pengabdian tidak berakhir, hanya bentuknya yang berganti. Ini menunjukkan bahwa loyalitas dan integritas seorang teknokrat TNI AL tidak terhenti pada masa dinas aktif semata, melainkan berlanjut dalam bentuk kontribusi sosial di tengah masyarakat.

Menjaga Jati Diri Prajurit

Nilai-nilai Sapta Marga dan Sumpah Prajurit tetap harus dijaga bahkan setelah lepas dari dinas aktif. Tradisi pelepasan ini mengukuhkan kembali semangat tersebut sebagai fondasi moral bagi seluruh insan TNI AL. Purnawirawan diharapkan tetap menjadi duta nilai-nilai militer dalam kehidupan sipil mereka, menunjukkan bahwa mentalitas disiplin dan profesionalisme TNI dapat menjadi panutan di tengah masyarakat sipil.

Prosesi dan Simbol Kehormatan

Lokasi dan Tata Acara

Acara digelar dengan khidmat di lobby Gedung Soewarso, Kampus STTAL, Surabaya. Kegiatan ini dihadiri oleh para pejabat utama STTAL, mulai dari Wakil Komandan, Seklem, Direktur, Kepala Departemen, hingga perwira dan PNS yang tergabung dalam civitas akademika kampus. Keseluruhan suasana acara mencerminkan suasana emosional yang kental, menggabungkan rasa haru, kebanggaan, dan rasa terima kasih yang mendalam.

Penyerahan Cinderamata

Dalam prosesi pelepasan, Komandan STTAL menyerahkan secara langsung tali asih dan cinderamata kepada para prajurit purna tugas. Ini menjadi simbol penghargaan atas dedikasi, sekaligus kenangan yang mengikat secara emosional antara institusi dan individu. Penyerahan dilakukan secara personal dengan penyebutan nama dan masa tugas, menjadikan setiap momen pelepasan unik dan bermakna.

Penghormatan Simbolik

Di akhir acara, para prajurit purna tugas diiringi dengan penghormatan resmi, diiringi lagu-lagu patriotik dan doa bersama. Beberapa di antaranya bahkan meneteskan air mata, mengingat kenangan panjang selama bertugas di STTAL dan berbagai penugasan lainnya di bawah TNI AL.

Silaturahmi dan Warisan Etika Militer

Mengikat Kembali Persaudaraan

Tradisi ini juga menjadi sarana mempererat ikatan persaudaraan antara prajurit aktif dan mereka yang telah purna tugas. Komandan STTAL berharap, silaturahmi ini tidak terputus dan menjadi modal sosial dalam memperkuat kekompakan serta solidaritas TNI AL. Banyak di antara purnawirawan yang masih aktif berkontribusi melalui forum alumni, program pembinaan moral, serta menjadi narasumber dalam kegiatan akademik di kampus STTAL.

Teladan untuk Generasi Muda

Para purnawirawan dinilai sebagai sumber inspirasi dan pembimbing informal bagi generasi muda di STTAL. Pengalaman mereka menjadi narasi hidup yang memperkaya pemahaman etika militer serta dinamika dunia kemaritiman yang terus berkembang. Dalam beberapa kesempatan, STTAL juga menghadirkan tokoh-tokoh purnawirawan sebagai pembicara dalam seminar nasional, kuliah umum, dan workshop teknokratik berbasis pengalaman lapangan.

Pilar Moral dalam Pendidikan Teknokrat Militer

Integrasi Nilai dalam Kurikulum

STTAL bukan hanya mencetak lulusan dengan kompetensi teknologi tinggi, tetapi juga membekali dengan nilai moral, etika, dan integritas khas TNI. Dalam konteks ini, tradisi pelepasan purna tugas turut dimaknai sebagai refleksi keberhasilan institusi dalam membina karakter prajurit sejati. Nilai-nilai tersebut diintegrasikan dalam kurikulum melalui mata kuliah kepemimpinan, manajemen pertahanan, dan etika profesi militer.

Kesinambungan Pengabdian

Banyak dari lulusan STTAL yang tetap aktif memberikan kontribusi di sektor pertahanan, baik sebagai konsultan teknologi, pengajar, maupun pelaku inovasi dalam sistem persenjataan dan pertahanan laut nasional. Ini membuktikan bahwa pengabdian tidak berhenti di dalam barak, tetapi terus berjalan dalam bentuk karya dan pemikiran.

Kolaborasi dengan Masyarakat Sipil dan Akademik

Alumni Sebagai Duta Intelektual

Seiring dengan meningkatnya pengakuan terhadap pentingnya sinergi sipil-militer, STTAL secara aktif mengundang para purnawirawan untuk menjadi bagian dari dialog publik tentang pertahanan maritim dan pengembangan teknologi strategis. Para alumni juga berperan sebagai duta intelektual yang menghubungkan komunitas militer dan sipil.

Partisipasi dalam Pembangunan Nasional

Dalam banyak kesempatan, para purnawirawan STTAL terlibat dalam proyek strategis nasional seperti pengembangan kapal perang nasional, desain sistem radar, dan program kemaritiman digital. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata kontribusi mereka dalam membangun Indonesia dari sektor-sektor vital yang menyangkut kedaulatan dan pertahanan negara.

Mengukuhkan Tradisi dalam Rangkaian Nilai Institusi

STTAL menjadikan pelepasan purna tugas sebagai bagian dari rangkaian pembinaan karakter dan pelestarian budaya organisasi. Di tengah era teknologi dan perubahan strategi pertahanan, nilai-nilai seperti loyalitas, disiplin, dan profesionalisme tetap menjadi pilar utama dalam membentuk teknokrat militer yang tangguh. Ini menjadi salah satu pilar visi STTAL sebagai pusat unggulan pendidikan teknologi militer maritim di Asia Tenggara.

Nilai Abadi dalam Pengabdian

Tradisi pelepasan purna tugas prajurit teknokrat STTAL merupakan cerminan bagaimana institusi militer memaknai pengabdian sebagai sesuatu yang tidak memiliki titik akhir. Dengan menjaga semangat, nilai, dan ikatan sosial yang telah dibangun, STTAL menegaskan dirinya bukan hanya sebagai lembaga pendidikan tinggi militer, tetapi juga sebagai rumah nilai yang terus hidup. Tradisi ini diharapkan terus menjadi pengingat bahwa pengabdian kepada bangsa dan negara dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, sepanjang hayat, dengan semangat keikhlasan dan profesionalisme tanpa henti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *