Dalam rangka memperingati Hari Perumahan Nasional yang jatuh setiap tanggal 25 Agustus, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar ziarah ke makam Bung Hatta di TPU Tanah Kusir, Jakarta. Ziarah dan tabur bunga ini bukan hanya bentuk penghormatan kepada Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia tersebut, tetapi juga menjadi bentuk kontemplasi atas semangat dan pemikiran beliau yang relevan hingga hari ini, khususnya dalam bidang perumahan rakyat.
Bung Hatta: Bapak Perumahan dan Simbol Kesederhanaan
Perumahan Sebagai Hak Dasar Rakyat
Mohammad Hatta, atau akrab disapa Bung Hatta, dikenal luas tidak hanya sebagai proklamator dan negarawan, tetapi juga sebagai tokoh yang sangat memperhatikan hak dasar rakyat, termasuk hak untuk memiliki tempat tinggal yang layak. Dalam pidatonya pada Kongres Perumahan Rakyat Sehat di Bandung pada 25 Agustus 1950, Bung Hatta menegaskan pentingnya sinergi pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan perumahan yang sehat dan terjangkau bagi semua.
Cita-cita dan Dedikasi
Bung Hatta menyadari bahwa perumahan bukan sekadar tempat tinggal, tetapi fondasi kesejahteraan sosial. Dalam banyak tulisannya, ia menggambarkan rumah sebagai bagian dari sistem keadilan sosial yang harus diwujudkan oleh negara. Cita-cita ini yang hingga kini dijadikan inspirasi oleh pemerintah, terutama oleh Kementerian PUPR.
Refleksi Kementerian PUPR dalam Ziarah
Tabur Bunga dan Doa Bersama
Rangkaian acara ziarah dimulai dengan penghormatan militer, doa bersama, hingga tabur bunga yang dihadiri langsung oleh pejabat eselon I dan II di lingkungan Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR. Ziarah ini membawa pesan mendalam bahwa tugas membangun bangsa tidak hanya berupa infrastruktur fisik, tetapi juga menghidupkan semangat kebangsaan dan kerakyatan seperti yang dicontohkan Bung Hatta.
Pesan Moral dari Sejarah
Dalam refleksi yang disampaikan oleh perwakilan Kementerian PUPR, ditekankan bahwa Bung Hatta adalah simbol pemimpin berintegritas tinggi dan hidup dalam kesederhanaan. Nilai-nilai ini relevan untuk diinternalisasi oleh birokrasi modern yang tengah dihadapkan pada tantangan pengelolaan pembangunan perumahan nasional secara merata dan adil.

Program Sejuta Rumah: Warisan Gagasan yang Dilanjutkan
Konsep Akses Perumahan Bagi Semua
Kementerian PUPR melalui Program Sejuta Rumah secara eksplisit mengadopsi pemikiran Bung Hatta tentang pentingnya akses terhadap perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Program ini dirancang untuk mengatasi backlog perumahan yang hingga kini masih tinggi dan menjadi tantangan besar pemerintah.
Inovasi dan Kolaborasi Multisektor
Selain membangun rumah subsidi, program ini juga melibatkan pemerintah daerah, pengembang swasta, perbankan, dan masyarakat sipil. Kementerian PUPR mendorong agar model pembangunan rumah tidak hanya mempertimbangkan kuantitas, tetapi juga kualitas hidup penghuninya.
PUPR dan Tantangan Perumahan Abad ke-21
Transformasi Digital dalam Pelayanan Perumahan
Mengikuti semangat reformasi dan efisiensi, Kementerian PUPR mulai menerapkan sistem digitalisasi dalam pengelolaan perumahan. Mulai dari pendaftaran program bantuan, monitoring proyek, hingga sistem informasi terintegrasi untuk pelaporan capaian pembangunan rumah.
Pemenuhan Rumah Layak Huni dan Berkelanjutan
Semangat Bung Hatta juga diwujudkan dalam prinsip keberlanjutan lingkungan. Perumahan kini tidak hanya harus layak secara fisik, tetapi juga hemat energi, terhubung dengan transportasi umum, dan ramah lingkungan. PUPR mendorong konsep kawasan hunian terpadu yang inklusif dan berdaya guna jangka panjang.
Melanjutkan Langkah Bung Hatta
Ziarah ke makam Bung Hatta bukan semata seremoni, tetapi momen sakral untuk menegaskan bahwa semangat dan nilai-nilai perjuangannya tetap hidup. Melalui kerja keras membangun perumahan rakyat, Kementerian PUPR meneruskan warisan Bung Hatta dalam bentuk nyata: menciptakan rumah yang layak, adil, dan bermartabat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan terus memedomani pemikiran Bung Hatta, pemerintah diharapkan tidak hanya mampu membangun rumah, tetapi juga membangun bangsa.