DENPASAR, jnnews.co.id || Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM mendorong pemanfaatan energi bersih yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya dengan gas bumi.
Untuk diketahui, pemanfaatan gas bumi itu sendiri pada tahun 2020 tercatat sekitar 19,5 persen. Namun kedepannya pemanfaatan gas bumi ini ditargetkan akan meningkat menjadi 22 persen pada tahun 2025 mendatang.
Guna memenuhi target tersebut, dibutuhkan pembangunan infrastruktur gas yang memadai.
Sejalan dengan itu, pemerintah Provinsi Bali terus mendorong penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan. Hal ini selaras dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Terkait hal tersebut, Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Bali I Gusti Ngurah Wira Wedawitry. SW. S.SOS.,SH.MH mengatakan, LNG merupakan salah satu solusi untuk tenaga listrik, selain pasokan listrik dari pulau Jawa.
“Terlebih Bali merupakan icon pariwisata yang tentunya harus memiliki infrastruktur yg baik, salah satunya listrik,” terangnya, Selasa (28/6/2022).
Bali menurutnya wajib memiliki listrik agar tidak tergantung dengan pasokan dari Jawa. Hal ini untuk mengantisipasi kekurangan pasokan listrik akibat ketergantungan dengan daerah lain.
“Sebagai contoh dampak dari ketergantungan dengan pasokan dari Jawa saat perbaikan kabel di selat Bali lalu, Bali kan sempat black out,” ujarnya.
Berpijak dari pengalaman itu, menurut Ngurah Wira, sudah seharusnya Bali mulai membangun infrastruktur listrik dan tidak perlu menunda-nunda lagi. Terlebih wacana tentang ini hanya menjadi jargon saat Pemilu atau Pilkada saja. Sudah saatnya Bali mengerjakannya.
“Sekarang pemerintahan Jokowi sudah memberi ruang untuk itu, jadi wajib kita respon positif, terlebih seirama dengan program pemerintah Bali,” imbuhnya.
Bali menurutnya sudah saatnya memberikan perhatian serius pada penggunaan energi bersih untuk kelistrikan dan harus segera membagun infrastruktur agar tidak ketinggalan dengan daerah-daerah lainnya. Terlebih Bali adalah Icon pariwisata dunia.
Untuk menghujudkan ini menurut Ngurah Wira yang utama diperhatikan adalah alam. Jangan sampai dalam pembangunan insfrastruktur itu mengorbankan alam.
Hendaknya dalam perencanaan pembangunan melibatkan ahli lingkungan dari Universitas di Bali, Nasional, bahkan sampai Internasional untuk mendapat hasil kajian yang matang.
“Tentunya juga dalam pembangunannya harus memperhatikan nilai-nilai budaya. Mengingat Bali memiliki budaya yang unik,” jelasnya.
Disamping itu juga memperhatikan sisi ekonomi masyarakat Bali dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku dalam proyek tersebut dan tentunya akan berdampak positif untuk Bali.(JN/TM).