NTT, jnnews.co.id || Pemerintah Kabupaten Ngada sejak 14 September hingga 24 September 2022 menggelar suatu event besar yaitu festival Wolobobo. Festival yang dilaksanakan selama 10 hari ini mengangkat kopi, bambu, dan tenun sebagai tema utama.
Seiring berjalannya festival ini, publik dipertontonkan dengan berbagai bahan perbincangan masyarakat. Berbagai hal menjadi sorotan masyarakat luas walaupun festival yang diselenggarakan Pemda Ngada ini belum sampai pada titik finish.
Berdasarkan informasi yang berhasil dirangkum media Jarrakpos.com masyarakat menyoroti serius terkait dengan toilet yang tak layak, total anggaran dalam festival tersebut dan juga kerugian yang dialami Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Manubhara, Kecamatan Jerebuu, kabupaten Ngada, provinsi Nusa Tenggara Timur,
Selain itu beberapa netizen juga berpendapat agar anggaran untuk festival dipergunakan untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur jalan di wilayah Ngada yang dinilai masih banyak yang buruk dengan tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat daerah setempat.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ngada, Oktavianus Botha Djawa saat dikonfirmasi media Jarrakpos.com, pada Minggu, (18/9/2022) menjelaskan bahwa, kloset/toilet yang beredar itu merupakan toilet sementara yang disiapkan peserta camping pramuka.
“Untuk kloset atau toilet ini, di Wolobobo kita punya kloset yang bagus untuk wisatawan dan ramah lingkungan, itu ada di dalam destinasi. Sedangkan yang kemarin itu bukan merupakan tempat destinasi itu hanya tempat darurat tempat camping dan pembuatannya pun sesuai dengan tema pramuka karena itu bersifat sangat sementara untuk kebutuhan beberapa hari saja. Dan yang di lokasi camping itu tidak akan kita bisa bangun karena itu adalah kawasan hutan dan bukan bagian kebun dari kebun raya,” jelas Kadis Botha Djawa
Lanjut Kadispar Ngada, kita izin kepada pengelola HKm (Hutan Kemasyarakatan) dan Lingkungan Hidup Kehutanan mereka mengizinkan cuma yang seperti itu kita tidak diperbolehkan mengubah bentang alam. Sehingga selesai camping kemarin semua dibongkar dan bambu-bambu itu langsung dikuburkan.
“Siswa yang mengikuti pramuka dan event festival wolobobo ini menjadi suatu kesatuan mereka mensupport sehingga kita berkolaborasi dengan mereka dan mereka punya program sendiri berkaitan dengan kemah itu dan toilet itu dari mereka,” tuturnya lagi.
Selanjutnya terkait kerugian yang dialami BUMDES Manubhara, Kadispar Ngada mengakui adanya miskomunikasi antara panitia dan desa tersebut.
“Terkait Bumdes Manubhara itu sebenarnya kemarin kita melibatkan komunitas yang bergerak di pecinta alam. Memang kemarin ada sedikit miskomunikasi dengan BUMDES. Namanya ekspektasi yang begitu tinggi bahwa ada sekian banyak peserta dan berpikir bahwa peserta ini adalah orang-orang yang membeli paket itu, akan tetapi tidak semua sampai ke Tololela, karena ada peserta yang sudah capek sehingga ada yang membatalkan perjalanan, ada juga yang kesana yaitu siswa sekolah dan peserta yang tidak sebanyak yang diharapkan, panitia juga ke sana dalam hal ini panitianya adalah komunitas-komunitas yang tergabung ini,” kata Oktavianus Botha Djawa.
“Ini nantinya kami akan membangun komunikasi kembali dengan masyarakat Desa di sana biar tidak ada istilah tidak baku enak, kita luruskan kembali dengan mereka, karena Tololela itu merupakan mitra kita,” ucapnya.
Lebih lanjut, Kadis Pariwisata Ngada juga membeberkan terkait anggaran dalam event festival Wolobobo Ngada 2022.
“Untuk anggaran yang kita gunakan adalah Rp 1,6 Miliar dan bersumber dari APBD untuk membiayai beberapa kegiatan itu ada tiga tema itu dan juga dengan tingkat festival kecamatan ada 5 destinasi yaitu di Aimere, Golewa Selatan, Riung, Mangeruda dan Golewa,” bebernya.
<span;>Kadis juga berharap, dengan adanya festival ini bisa menggairahkan kembali kepariwisataan.
“Harapan kita bahwa sudah dua tahun ini karena Covid, kita pariwisata boleh dikatakan tidak berjalan, maka kita menggairahkan kembali kepariwisataan ini dengan kita buat event, kita bangkitkan kembali semangat para pelaku usaha pariwisata, sehingga kita menginformasikan keluar bahwan pariwisata kita di Ngada sudah siap,” imbuhnya.
Untuk partisipan yang hadir menurut Kadis, kemarin itu tercatat 2000-an orang yang ikut menjadi peserta karnaval, mereka semua itu menjadi bagian dari festival kemudian yang kita harapkan lagi tidak hanya dari peserta karnaval tetapi ke depan ini selama hari-hari selanjutnya ini sampai dengan tanggal 24 banyak orang datang berkunjung. Selanjutnya untuk peserta UKM sendiri kemarin terdaftar itu ya semua hampir 100-an. (Mar/JN/TM).