Palembang, JNNews.co.id –Pemerintah provinsi (pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini dihadiri oleh Gubernur Sumsel H Herman Deru menghadiri Pelantikan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) cabang Sumsel periode 2022-2025 dan Kepengurusan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) cabang Palembang masa bakti Periode 2022-2027.
Kegiatan ini sendiri dihadiri oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia provinsi Sumsel, Pelaksana Tugas Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, dan undangan lainnya. Dimana kegiatan ini sendiri dipusatkan di Griya Agung Palembang, Minggu (22/1/2023).
Dikatakan Gubernur Sumsel H Herman Deru, dimana hari ada 2 pelantikan yakni pelantikan POGI, organisasi Sp.O.G dokter kandungan dan YKI cabang Palembang. Saya menaruh harapan besar terhadap 2 organisasi ini bahwa perkumpulan para ahli ini khususnya spesialis kandungan untuk bertukar informasi.
“Apalagi teknologi dalam penanganan mulai dari kehamilan sampai dengan kelahiran, dan pasca kelahiran sudah semakin canggih,” ujarnya.
Kemudian, jangan sampai ada disparitas antara pelayanan didaerah dan kota, di desa dan di kota, ini merupakan tugas Sp.O.G yakni POGI. Kedua tentang penyebaran profesi ini, spesialis ini, dimana kita sadari bahwa Sumsel ini provinsi yang luas jumlah Sp.O.G nya cuma 241 orang.
“Coba bayangkan, bagaimana kalau jumlah kecamatan ini linier, kecamatan 241, Sp.O.G 241 tapi penyebaran dalam logika itu orang awam akan mengatakan 1 kecamatan 1 Sp.O.G,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, tapi kenyataan tidak masih banyak ketimpangan jumlah antara kota dan desa. Terhadap Yayasan Kanker, dimana yayasan Kanker ini adalah lebih kepada mensosialisasikan ke masyarakat untuk mencegah kanker. Agar tidak berkembang, atau dihentikan penyebarannya, atau perkembangan dari kanker itu sendiri.
“Tapi masyarakat tentu butuh literasi terhadap bagaimana mencegah dan mengobati kanker ini. YKI sudah kita kukuhkan untuk juga kita harap membentuk di kabupaten/kota,” katanya.
Ketua Dewan Pembina Pengurus Besar POGI Arif Kusuma Januarto, POGI selaku organisasi dimana disana terkumpulnya dokter-dokter spesialis kebidanan, kita harus berperan dalam turut menurunkan angka kematian ibu. Karena perlengkapan dan ibu sebenarnya bukan tanggung jawab kami saja, tetapi tanggung jawab dari hulu dan hilir.
“Dari masa kesehatan dia hamil, sampai waktu dia hamil, dan sampai waktu melahirkan bahkan sampai waktu nifas itu sangat penting sekali,” imbuhnya.
Masih dilanjutkannya, pernah pada waktu itu POGI harus berperan, karena waktu dia dapat rujukan itu teman-teman Obginsos yang harus ada disana. Begitu juga mengembangkan keilmuannya, panduannya, kita harus siapkan semuanya. Itu yang dimana POGI harus turut berperan dalam non materi di Indonesia ini.
“Tapi kita tetap perlu dibantu oleh-oleh teman-teman bidan, teman-teman dokter umum, teman-teman kepala dinas, teman-teman kepala Puskesmas, bahkan seluruh ibu-ibu PKK yang saat ini ada mengkoordinasi dalam hal posyandu, itu sangat perlu sekali,” bebernya.
Ditambahkannya, jadi dari hulu ke hilir sampaikan dan tidak lupa lagi satu lagi ngomong aturan kematian ibu yaitu keluarga berencana (KB). Jadi itu salah satu, jadi KB kan bukan berarti tidak boleh hamil, tapi KB itu menjadikan warga sejahtera dan mempersiapkan ibu-ibu hamil itu dengan baik.
“Kalau untuk di Indonesia tingkat kematiannya yang paling besar masih di pulau Jawa tentunya, Jawa Barat, dan Jawa Timur itu masih konsisten yang cukup besar,” jelasnya.(DNL)