BeritaDaerah

Oknum Wartawan Mengaku Dari Media TV, Sebarkan Berita Hoax, Tuduh Rumah Kades Ajang Pesta Miras Di Bulan Ramadhan

LAMPUNG, (www.JNnews.co.id) | Terkait adanya pemberitaan pada media sosial atau salah satu media online dengan judul “Rumah Kepala Desa Karang Rejo Jati Agung Lampung Selatan Menjadi Tempat Ajang Pesta Miras di Bulan Ramadhan”, menjadikan beberapa warga desa yang berada di lokasi (rumah kades) pada saat itu jadi terheran, tak habis fikir jika media tersebut dengan seenaknya menuduh mereka (pekerja penjemur padi dan beberapa orang aparatur desa) tengah berpesta minuman keras (miras) mabuk-mabukan di saat bulan Ramadhan.

Saat itu hari Sabtu siang tanggal 24 april 2021 pekan kemarin, 3 orang pekerja jemur padi dan beberapa aparatur desa yang berkumpul ditempat (rumah kades) guna membahas data invalid dana bansos bagi warga desa karang rejo Jati Agung Lampung Selatan lalu, dikejutkan dengan dilokasi itu (rumah kades) kedatangan empat orang tak dikenal mengaku wartawan dari stasiun tv nasional dari Bandar Lampung, namun tak lama waktu berselang, kawanan ini mengubah status wartawan tv nasional dari Bandar Lampung jadi tim tv nasional dari pusat Jakarta sedang melakukan pengawasan.

Hal itulah yang dituturkan salah satu warga Desa karang rejo, Riadi dengan mempraktekkan cara dan gaya kedatangan kawanan mengaku wartawan itu, “dengan tanpa rasa sopan apa lagi santun menunjukkan jika mereka tersebut adalah bertamu alias mendatangi rumah orang dengan sesuatu keperluan”, ujarnya.

“Cara 4 orang tak dikenal yang katanya wartawan ini sangat terlihat tidak sama sekali menunjukkan etikat baik, apa lagi tata krama seperti layaknya wartawan yang saya tahu mas, maksud saya , kalo kita bertamu, sudah pasti tau dirilah, tak seperti itu, seolah-olah semua orang sangat kecil di mata mereka alias menyepelekan, mereka bercerita tentang hal-hal yang kami tidak tau. tentang tanah register ada bangunan Alfa maret, Indomaret, bukan urusan kami”, Ujarnya.

“Dan masalah saya dan kawan saya sebagai kuli buruh yang meminum anggur kolesom merk sampurna sebagai jamu kalo sedang kerja, sebotol kami bagi bertiga itu kenapa kami di jelek-jelekkan di sangka di tuduh, di tulis bulan ramadhan pesta miras, siapa yang pesta, itulah yang membuat kami gak habis fikir kok kami diberitakan, kalo emang bener ya gak apa apa mas, tapi ini kan gak ada yang pesta miras, saya lihat berita itu ada videonya juga gambar meja ada gelas, ada teko ceret beling minuman sirup, ada gelas kopi isinya separo, kulit kacang dan tutup botol jamu kolesom yang kami minum bertiga itu tergeletak dilantai, tapi gak ada gambar kami mabuk-mabukan pesta miras, bernyanyi senang-senang, sebab kami disini bekerja tunggu jemuran padi bukannya mabuk di Bulan Ramadhan, wong yang tuduh saya pesta miras itu aja mereka pada minum dan ndak ada yang puasa”, tukasnya.

Disaat yang sama, Hal senada juga di sampaikan oleh seorang aparatur desa dengan jabatan kepala Dusun, Matrokim serta kadus lainnya juga kepala urusan (kaur) yang pada waktu itu tengah berkumpul membahas pembenahan nomor invalid dana bansos untuk warga desa setempat. Diakuinya, jika dirinya melihat kedatangan 4 orang tak dikenal, 3 laki dan satu perempuan memasuki halaman depan rumah kepala Desa, lalu jalan samping tanpa permisi, mereka merangsak masuk ke arah taman bagian belakang kediaman pribadi Kades setempat, dengan serta merta mengambil gambar tanpa izin siapapun, padahal banyak manusia loh mas..! disini”, ujar kadus.

“Saya hanya memantau saja sebab kami sedang ada yang di bahas, namun ke empat orang itu duduk semaunya, menikmati minuman yang ada diatas meja dan sempat juga ambil buah jambu tanpa izin, tapi saya kaget juga, kok beberapa hari setelah itu ada berita yang gak benar dan bukan fakta sebenarnya, yakni, dikabarkan jika rumah kades di gunakan untuk pesta miras saat Bulan Ramadhan, ini saya yakin gak benar sama sekali pemberitaan itu, karena kami aparat desa pasti sangat marah jika ada pesta miras siang hari pada Bulan Ramadhan, apa lagi di rumah seorang kepala desa”, Matrokim keheranan sembari berguman kok mereka itu begitu lakunya.

-

Jika menyimak dari pemberitaan oleh salah satu media online yang juga mengaku wartawan tv ini, dengan tanpa fakta sebenarnya atas hasil karya jurnalisnya laku disebarkan luaskan pada khalayak ini, pasti berdampak buruk dan sangat merugikan nama baik objek yang disebut (sebelah pihak).

preseden buruk ini semoga tak terulang lagi, seyogyanya hal ini menjadi perhatian khusus bagi lembaga kewartawanan atau dewan pers untuk lebih menggiatkan uji kompetensi wartawan (UKW) dan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) agar masyarakat tidak dibuat gamang dengan ulah segelintir oknum mengaku dari media televisi nasional, karyanya muncul di media online dan tak bisa dipertanggungjawabkan kebenaranya.

Terpenting adalah etika seorang jurnalis saat melaksanakan tugas, maksudnya dengan pendidikan kewartawanan yang mumpuni dapat semakin meminimalisir oknum – oknum mengaku wartawan tapi etika serta kode etik dan profesionalisme nya tak ada, seperti yang terjadi di desa Karang Rejo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. /Yoes

Editor-Roy

Redaktur-

About Author

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
https://jnnews.co.id/