BeritaDaerah

ASTAGUNA Bangkit di Pilkada Klungkung 2024

Kuda Hitam Siap Buat Kejutan Besar dengan Dukungan Partai Golkar, Partai Demokrat dan Partai Buruh

KLUNGKUNG, jnnews.co.id ll Made Kasta menyampaikan pandangannya terkait dinamika politik yang penuh ketidakpastian.“Dalam politik, satu detik saja segalanya bisa berubah, sehingga kesabaran yang luar biasa sangat diperlukan. Inilah ujian bagi seorang politikus, di mana terlalu berharap dapat membawa kekecewaan,” ujarnya, saat dikonfirmasi media di Kabupaten Klungkung, Minggu, 3 November 2024.

Menurut Made Kasta, sikap ikhlas menjadi kunci, mengingat segala keputusan berada di tangan Tuhan Yang Maha Kuasa. “Semua ini ditentukan oleh yang di atas, jadi kita harus menjalani dengan ketulusan,” tambahnya.

Ia juga menyoroti perbedaan mendasar antara politik dan spiritualitas. “Dalam dunia spiritual, prinsip pertama adalah Ngiring Ida Bethara. Jika ada masyarakat yang membutuhkan bantuan, terutama saat sakit, saya tetap berkomitmen memberikan pelayanan secara niskala,” ungkap Made Kasta, menegaskan bahwa pengabdian kepada masyarakat menjadi prioritas yang terus ia pegang.

Made Kasta berbagi kisah perjalanannya dalam dunia politik Klungkung, menyoroti perjalanan panjang dan penuh tantangan yang telah dilaluinya. Ia mengakui bahwa kiprahnya di ranah politik dimulai dan dibesarkan oleh Partai Gerindra. “Sebagai seorang yang memiliki spiritualitas tinggi, saya menyadari ada ketidaksesuaian antara dunia spiritual dan politik. Namun, atas petunjuk Beliau, saya memutuskan untuk bergabung dengan Partai Gerindra, hingga akhirnya saya menjadi anggota DPRD Klungkung,” ungkap Made Kasta.

Meski telah berkontribusi besar dalam membangun Partai Gerindra di Klungkung, kenyataan pahit harus diterima ketika partai berlambang burung Garuda itu tidak memberikan rekomendasi untuk pencalonannya dalam Pilkada Klungkung 2024. “Kita tidak mendapat rekomendasi dari Partai Gerindra, namun tangan Tuhan selalu hadir. Astungkara, berkat petunjuk Ida Bethara, rekomendasi akhirnya diperoleh dari Partai Golkar dan Partai Demokrat, ditambah dukungan dari Partai Buruh,” jelasnya, dengan rasa syukur yang mendalam.

Walau merasa “terbuang,” Made Kasta tetap menegaskan bahwa anak emas akan tetap bersinar, meski menjadi anak pungut. Dalam analogi yang ia sampaikan, Made Kasta menggambarkan dirinya yang tersingkir namun menemukan keteduhan di bawah pohon beringin yang kokoh, simbol Partai Golkar, dan mengagumi bintang-bintang biru di langit, simbol Partai Demokrat. “Sambil merenung di bawah pohon beringin yang berakar kuat, saya menatap ke langit dan melihat bintang-bintang biru, yang menjadi inspirasi bagi langkah saya berikutnya,” ujarnya.

Made Kasta juga berterima kasih kepada Partai Buruh, yang melalui unjuk rasa di tingkat pusat, mendorong lahirnya Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60 Tahun 2024, yang memperbolehkan partai dengan kursi di DPRD Klungkung mengusung pasangan calon bupati dan wakil bupati. “Ini penyelamatan dari Tuhan. MK yang dulu menyelamatkan kita untuk tarung bebas, kini kembali hadir di saat akhir pendaftaran. Tuhan memang telah memberi kita jalan,” ujar Made Kasta, yang mengingat momen penting saat dihubungi oleh Ibu Ningrum, Ketua Partai Golkar Klungkung, untuk diusung sebagai calon bupati.

-

Dengan dukungan dari Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Buruh, Made Kasta kini muncul sebagai “kuda hitam” dalam Pilkada Klungkung 2024, siap membuat kejutan besar. “Munculnya ASTAGUNA sebagai kuda hitam menjadikan Pilkada ini semakin seru dan penuh dinamika,” katanya.

Made Kasta membandingkan situasi politiknya dengan kisah Mahabharata, di mana Pandawa yang terbuang ke hutan akhirnya berhasil kembali memimpin Astina Pura dengan bantuan Sri Krishna. “Cerita ini ada kesamaan dengan Pilkada Klungkung saat ini. Di antara calon lainnya, kita yang paling senior, tetapi seperti istilah “Gebug tua”, kita melangkah perlahan, memahami proses dan tahapan, agar Klungkung tetap damai dan sejahtera,” jelasnya.

Selain itu, Made Kasta menyinggung filosofi “Astabrata” dari kisah Ramayana, yang menekankan delapan prinsip kepemimpinan. “Visi kami adalah PESAJA, namun misi kami diusung dengan ASTA DHARMANING KEPRABON, delapan kewajiban seorang pemimpin. Semua ini diambil dari kearifan zaman, karena kita harus merujuk ke akar budaya dan spiritualitas kita,” ujarnya.

Bagi Made Kasta, seberapa tinggi pun visi dan misi yang diusung, muaranya tetaplah kesejahteraan masyarakat, yang diselaraskan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Klungkung. “Dulu PAD Klungkung hanya 8-9 miliar rupiah. Saat kepemimpinan Suwirta-Kasta, PAD meningkat 100 persen hingga dirancang mencapai 500 miliar rupiah. Kita tidak perlu berjanji berlebihan. Jika mampu melangkah lima langkah, katakan lima langkah, jangan berlebihan hingga membohongi publik. Maka dari itu, saat Simakrama, kita selalu jujur dan realistis sesuai kemampuan PAD,” pungkasnya.(jnnews).

Editor : Putu Gede Sudiatmika

About Author

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
https://jnnews.co.id/