![](https://jnnews.co.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250212-WA0098-780x470.jpg)
![](https://jnnews.co.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250212-WA0098-780x470.jpg)
Bandar Lampung, (Jnnews) | Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Lampung menggelar diskusi dan bedah buku Inovasi Pengawasan Pemilu 2024 dan Refleksi Pilkada Lampung karya Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty. Kegiatan berlangsung di D’jaya House Cafe, Kedaton, Bandarlampung, Rabu (12/2/2025).
Acara ini menghadirkan berbagai perspektif mengenai inovasi dalam pengawasan pemilu serta refleksi terhadap dinamika Pilkada di Lampung, dengan menyoroti peran perempuan dalam pengawasan pemilu dan politik.
Hadir sebagai narasumber Ketua Bawaslu Lampung Iskardo P. Panggar, S.H, M.H., Pengurus FJPI Lampung Faiza Ukhti Annisa, S.Sos., dan Aktivis Perempuan Ana Yunita Pratiwi. Dengan moderator Santika Yuni Safitri, S.Pd.CPS.
![](https://jnnews.co.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250212-WA0099-300x200.jpg)
![](https://jnnews.co.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250212-WA0099-300x200.jpg)
Ketua FJPI Provinsi Lampung, Vina Octavia mengatakan, kegiatan diskusi ini berawal dari inisiatif mandiri untuk menghidupkan ruang-ruang diskusi. Kemudian datang tawaran untuk membuat acara bedah buku dan diskusi atau refleksi soal pilkada Lampung.
Berawal dari itu, maka dilaksanakan lah kegiatan diskusi ini sebagai bentuk apresiasi terhadap lahirnya sebuah buku yang ditulis oleh seorang perempuan yang menjadi anggota Badan Pengawas Pemilu RI. “Ini bukan tentang siapa yang menulis, tapi bahwa buku ini menjadi bukti bahwa perempuan dapat berkiprah dan berkarya jika diberikan ruang dan kesempatan yang luas,” ujar Jurnalis Kompas ini.
![](https://jnnews.co.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250212-WA0097-300x200.jpg)
![](https://jnnews.co.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250212-WA0097-300x200.jpg)
Dalam sesi diskusi, Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenti, yang hadir melalui Zoom, menyampaikan apresiasi atas partisipasi dalam bedah buku ini. “Buku ini merupakan refleksi perjalanan pengawasan pemilu 2024. “Saya berharap buku ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan diskusi yang konstruktif,” kata satu-satunya perempuan yang menjabat sebagai Anggota Bawaslu RI.
Sementara itu, Faiza mencatat ada beberapa hal menarik yang diungkap dari buku “Inovasi Pengawasan Pemilu 2024” karya Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty. Seperti soal pengawasan partisipatif, kerawanan pemilu, politik uang, serta netralitas ASN.
“Kemudian di Bab IV membahas soal Bawaslu dan isu perempuan adalah bagian spesial, bab IV ini menceritakan sendiri pengalaman Bu Loly sebagai anggota KPU,” kata dia.
Jurnalis Rmollampung.com ini juga mengatakan keunggulan buku ini sangat lengkap. Karena, menceritakan dari awal sampai akhir peraturan apa, programnya apa, dan evaluasinya apa.
“Sangat lengkap dan sangat cocok untuk menjadi pembelajaran. Kaya data, karena penulisnya orang dalam (KPU), memberi insight baru buat kita. Gaya penulisan masih teks book apalagi di awal,tapi semakin dibaca semakin menarik memberi pengetahuan dan pengalaman sekaligus,” bebernya.
Aktivis Perempuan Lampung, Ana Yunita Pratiwi, menyoroti pentingnya peran perempuan dalam pengawasan pemilu. “Ditengah berbagai peran yang kita jalani, kita harus tetap menyempatkan membaca, bahkan luar biasa jika bisa menciptakan inovasi seperti buku ini. Buku ini juga menggambarkan dinamika dan tantangan pengawas perempuan, yang perlu kita refleksikan di Lampung, mengingat jumlah pengawas perempuan masih kurang,” ujarnya.
Ketua Bawaslu Lampung, Iskardo P. Panggar, dalam tanggapannya menyoroti bagaimana afirmasi bagi perempuan dalam pengawasan pemilu perlu lebih diperhatikan. “Pembangunan bukan hanya soal yang terlihat seperti pembangunan insfrastruktur, tetapi juga afirmasi jiwa yang membangun untuk bergerak bersama mendukung kaum perempuan didunia politik. Bawaslu Lampung terus mendukung peran perempuan, baik dalam struktur kelembagaan maupun di ranah publik,” jelasnya.
Diskusi ini juga menyoroti pentingnya keterlibatan perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan dalam proses demokrasi. Selain itu, masih terdapat tantangan dalam pendampingan aksesibilitas bagi kelompok rentan, yang menjadi pekerjaan rumah bersama untuk diperjuangkan.
Sebagai bentuk tindak lanjut, diharapkan ke depan Bawaslu dapat menjalin kerja sama lebih erat dengan FJPI dalam mendorong partisipasi perempuan dalam pengawasan pemilu.
Acara ini dihadiri oleh komunitas, jurnalis, dan mahasiswa yang turut serta dalam diskusi mengenai inovasi dan refleksi pengawasan pemilu di Indonesia. /sn
Red