BeritaDaerah

Direktur Polsri Ahmad Taqwa : Lemahnya Koordinasi antara Pendidikan dan Stakeholder, diharapkan Menjadi Wadah Serapan Tenaga Kerja Bisa Lebih Maksimal

Palembang, JNNews.co.id –Pemerintah terus mendorong agar para lulusan Vokasi baik jenjang SMK dan Politeknik untuk cepat terserap ke Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) hingga berwirausaha. Hal ini selaras dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Vokasi dan Pelatihan Vokasi.

Berangkat dari hal tersebut, Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) menjadi dipercaya menjadi Penyelenggara melalui support Kemendikbud Ristek dan LPDP menggelar Peluncuran dan Diskusi Publik Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Sumsel dan Babel Tahun 2023 yang dibuka oleh Sekda Sumsel Ir. SA Supriyono, di Ballroom Wyndham OPI Hotel Palembang, Selasa (31/10/2023).

Ketua Pelaksana Kegiatan sekaligus Dosen Polsri dan Ketua Program Kemitraan Ekosistem Ade Silvia Handayani, ST., MT mengatakan kegiatan ini selain Peluncuran dan Diskusi Publik Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Sumsel dan Babel juga diikuti kegiatan Seminar Internasional dan Seminar Nasional.

“Kegiatan ini diikuti oleh 14 Perguruan Tinggi Vokasi dan Akademi Komunitas yang terlibat. Baik itu dari Kemendikbud maupun Kementerian lainnya,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Silvia, bahwa ini merupakan Program Kemendikbud yang didanai oleh LPDP yang muaranya adalah kebijakan publik tentang tenaga kerja Vokasi berdasarkan potensi yang ada di daerah.

Pada kesempatan tersebut Direktur Polsri Dr. Ing. Ahmad Taqwa, MT mengatakan bahwa saat ini Vokasi ini adalah hal utama dalam rangka menciptakan lulusan yang siap pakai di DUDI. Baik itu lulusan SMK maupun lulusan Politeknik.

Namun saat ini diakui sejumlah permasalahan di lapangan banyak ditemui terutama lemahnya koordinasi antara pendidikan dan stakeholder. Sehingga melalui kegiatan ini diharapkan serapan tenaga kerja bisa lebih maksimal.

-

“Apalagi selain kegiatan ini, sebelumnya kemarin kita telah menggelar FGD yang diharapkan terburuk Tim Kordinasi Daerah Vokasi atau TKDV Sumsel ini nanti akan membentuk sebuah ekosistem bagaimana ke depan lulusan ini bisa berkesinambungan. Seperti lulusan SMK sebagai tenaga lapangan dan lulusan Politeknik sebagai tenaga analisis. Dan ini nanti akan link and match ke dunia usaha dan dunia Industri,” ujarnya.

Ahmad Taqwa menambahkan FGD ini akan menjadi terobosan baik untuk pendidikan di Sumsel dalam rangka menciptakan lulusan yang lebih siap pakai. Sehingga peran pendidikan lebih efektif dan efisien karena sejumlah permasalahan di lapangan cepat terserap solusinya melalui kordinasi yang intens di TKDV.

Sementara itu, Sekda Sumsel Ir. SA Supriyono menyampaikan apresiasi atas diselenggarakannya Peluncuran dan Diskusi Publik Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Sumsel dan Babel Tahun 2023.

“Semoga melalui kegiatan ini, banyak anak bangsa terutama di Sumatera Selatan bisa mengembangkan karirnya melalui skill yang diperoleh di Sekolah Vokasi maupun Perguruan Tinggi Vokasi sebelumnya. Sehingga pada gilirannya akan berkontribusi membangun bangsa terutama di Sumatera Selatan,” katanya.

Sementara itu,direktur mitra studi Kemendikbud ristek Uuf Brajawidagda menuturkan, program ini adalah program penguatan ekosistem kemitraan, basisnya adalah untuk menumbuhkan inovasi berdasarkan potensi daerah. Program ini didanai oleh LPDP selama 3 tahun.

“Untuk membuat basis yang kuat maka di tahun pertama ini kita membuat rancangan, butuhnya daerah itu apa.Salah satu 20 kelompok perguruan tinggi yang kita tugaskan di Indonesia ada mulai dari yang pertama diluncurkan di Jogyakarta dan ini yang ke-16 di Sumsel,” ujarnya.

“Tapi ingin punya basis. Kalau orang meneliti potret penelitian ke depannya seperti apa terus yang dibutuhkan daerah ini penelitiannya. Apa sih inovasinya apa saja sih terkait inovasi, misalnya pempek atau olahan gambut atau inovasi terkait potensi perikanan tangkap atau yang lainnya. Jadi potret itu kita belum terlihat makanya di tahun pertama ini salah satu outputnya adalah innovation planning. Jadi untuk membuat innovation planning ini perguruan tinggi yang ditugaskan tidak bisa sendiri. Jadi dia harus berinteraksi dengan seluruh stakeholder di daerah mestinya. Kemitraan itu tumbuh dan kemitraan ini penting karena inovasinya makin kompleks tidak bisa dilakukan hanya oleh satu dosen tapi harus satu dosen bekerja sama dengan dosen lainnya, atau dosen lain yang beda backgroundnya atau melibatkan industri. Karena penelitian itu kompleks karena kalau sendirian saja hasilnya ya begitu saja,” tuturnya.

 

Dia menuturkan, setelah berjalan 3 tahun, maka akan berinovasi lagi. Kalau penugasan dari LPDP itu 3 tahun nanti akan ada inovasi-inovasi yang mestinya sesuai dengan konteks Sumsel.

Ditempat yang sama, Wadir IV Polsri, Drs. Zakaria, M.Pd. menuturkan, Program ekosistem kemitraan ini Polsri itu ditunjuk ditugaskan untuk membuat kajian awal. Untuk kajian awal tentang pendidikan vokasi yang melibatkan pendidikan vokasi baik tingkat SMK dan perguruan tinggi.

“Kajian ini bersifat multiyers, jadi tidak selesai dalam satu tahun. Tapi berlanjut di tahun depan dari sumber pendanaan untuk sekarang ini dari LPDP,” ucapnya.

Kalau bicara ending dari program ini, sambung dia, setelah dilakukan kajian nanti akan membentuk semacam tim yang terkait TKDV. Jadi mungkin nanti diketuain oleh pak sekda.

“Nanti melibatkan perguruan tinggi dan pekerjaan tidak hanya melibatkan politeknik di bawah kementerian pendidikan ristek nanti tapi semua pendidikan vokasi termasuk yang di bawah perhubungan kemudian politeknik trans ada politeknik pariwisata politeknik maritim semuanya pendidikan vokasi yang ada di Sumsel dilibatkan,” tuturnya.

Dia menerangkan, program ini menghasilkan suatu kebijakan yaitu berbentuk Pergub atau Perda tentang pendidikan vokasi yang ada di Sumatera Selatan.

“Itu endingnya nanti tapi ini nanti masih panjang ceritanya jadi membutuhkan kajian-kajian awal. Nanti semua pendidikan vokasi akan kita libatkan untuk berdiskusi pertama dalam rangka melihat angka demand dan supply di khususnya pendidikan vokasi kami di sini melibatkan semua instansi ada Disnaker, Kadin Sumsel, ada Pemprov dan beberapa instansi lain,” bebernya.

“Hari ini salah satu turunan dari program ini kita melibatkan beberapa perguruan tinggi, dan MOU hari ini adalah salah satunya membentuk konsorsium antar pendidikan vokasi yang ada di Sumatera Selatan. Jadi ada beberapa yang sudah tanda tangan baik dengan mitranya industri atau sesama perguruan tinggi itu berbentuk konsorsium tanda tangan. Tadi ada kaitan dengan seminar internasional yang secara rutin dilaksanakan Polsri karena program ini digabung,” pungkasnya. (DNL)

About Author

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
https://jnnews.co.id/