Palembang, JNNews.co.id –Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PGK Kota Palembang menggelar Forum Grup Discussion (FGD) Refleksi Hari Sumpah Pemuda digelar di Caffe Labiaza, Sabtu (29/10/2022).
Dimana didalam FGD ini sendiri mengambil tema “Pemuda Milenial dalam Estafet Mentalitas Korupsi, Mengakhiri atau Mewarisi?
Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PGK Firdaus Hasbullah mengatakan, di dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2022 kemarin, dimana ini merupakan salah satu tonggak dari awal perubahan bangsa.
Sumpah Pemuda sebuah bukti bahwa dalam momen-momen perjuangan kemerdekaan Indonesia, pemudalah yang menjadi pelopor utama dalam menyatukan arah perjuangan kebangsaan dalam melawan penjajah.
“Pertanyaannya sekarang ini adalah dimana peran daripada para pemuda pada saat ini di tengah permasalahan bangsa,” ujarnya
Kemudian, pada momen sumpah pemuda yang baru saja kita peringati ini, bertepatan dengan semakin dekatnya pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) atau tahun politik pemilihan kepala daerah (pilkada) Bupati/Walikota yang akan dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada tahun 2024 nanti.
“Dimana pelaksanaan Pilkada yang semakin dekat ini, dapat dijadikan kesempatan bagi para pemuda untuk ikut berpartisipasi/ menguji kemampuan yang dimiliki untuk bertarung memperebutkan kepemimpinan lokal sebelum berkiprah dilevel nasional,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, dimana ini momen Pilkada dapat dijadikan ajang pembuktian bagi para pemuda bahwa mereka mampu menjadi estafet untuk melanjutkan kembali kepemimpinan generasi sebelumnya.
Partisipasi pemuda dalam kepemimpinan baik dilevel lokal maupun nasional memang sudah mulai kelihatan terutama jabatan-jabatan politik, hal ini dapat kita lihat pemimpin-pemimpin daerah seperti Bupati, Gubernur, sudah banyak dari kalangan muda.
“Bukan itu saja, begitu juga jabatan Menteri, namun demikian kalau kita melihat persentase kepemimpinan kita saat ini masih didominasi oleh generasi tua,” katanya.
Menurut Ketua DPD PGK Kota Palembang Samsul Bahri, dimana melalui FGD ini dia ingin mengajak organisasi lain untuk berupaya agar bisa bersama-sama untuk bisa memahami dan memaparkan tentang perilaku korupsi tersebut.
Pemuda Sumsel terutama kota Palembang agar pemuda-pemuda saat ini bisa bekerja sama dan bisa bahu membahu untuk bekerja sama agar perilaku korupsi ini bisa dihilangkan dari sejak dini.
“Untuk aparat penegak hukum, dia berharap agar bisa menjalankan tupoksinya dengan semaksimal mungkin agar bisa membatasi perilaku-perilaku pencegahan korupsi,” imbuhnya.
Sementara itu Ketum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Gencar Indonesia Charma Afrianto, dimana semua harus membunuh cara pandang instan, sifat-sifat yang hasil instan. Karena itu benih dari tumbuhnya korupsi.
“Jadi kalau kita berani menjalin proses dengan jujur kita bisa mengupgrade diri kita dengan baik. Kalau kita tidak berani mengupgrade diri dengan baik maka akan melakukan tadi korupsi mental yaitu melakukan sesuatu secara instan dan cara-cara instan. Inilah yang harus diputus mata rantainya saat ini,” bebernya.
Dilanjutkannya, dimana peran pemuda sebagai agen perubahan itu harus melakukan kritik harus melakukan perlawanan.
Tidak boleh takut mengkritik jika ada indikasi korupsi yang dilakukan dosen, rektor, atau dinas-dinas, harus berani menyampaikan itulah peran pemuda. Ubah cara pandang pemuda hari ini menuju hal-hal yang produktif dan konstruktif.
“Hari ini banyak pemuda berpikiran instan, kalau merasa pemuda tidak boleh lagi mendapatkan sesuatu instan. Harus menjalani proses kalau berani menjalin proses artinya tepat fungsinya sebagai pemuda,” jelasnya.(DNL)