Balikpapan, (Jnnews) | Ketua DPD Partai Gelora Indonesia Kota Balikpapan, Mulhadi Ismail menanggapi dengan santai terkait dengan perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Menurutnya kejadian tersebut adalah hal yang biasa. Sebab, berpindahnya Ibu Kota suatu negara dari satu daerah ke daerah yang lain selama masih dalam wilayah negara itu pastinya sudah dipertimbangkan dengan sangat matang. Dan tentunya sudah berdasarkan kebutuhan guna memajukan kesetaraan kesejahteraan rakyat.
“Tentunya saya sebagai warga Kaltim sekaligus suku asli Kutai menyambut baik pindahnya IKN. Apalagi kebetulan juga letaknya berdekatan dengan Kota Balikpapan,” kata Mulhadi Ismail, Sabtu (10/6/2023).
Di sisi lain, Mulhadi selaku Ketua Partai Gelora Balikpapan beranggapan bahwa pembangunan IKN yang tengah berjalan kini juga menjadi momentum yang dekat dengan Pemilu Legislatif dan Pilpres 2024. Maka dari itu, kata dia, tugas pertama yang dijalankan Partai Gelora yakni mempersiapkan pemimpin-pemimpin terbaik untuk Kota Balikpapan yang menjadi penyangga IKN.
Oleh karena itu, dalam melakukan rekrutmen bakal calon anggota Dewan, pihaknya sejatinya benar- benar sangatlah selektif. Di mana berbagai macam latar belakang putra-putri terbaik Balikpapan diseleksi termasuk kelompok muda/milenial sekitar 30 persen akan ambil bagian menjadi Caleg Partai Gelora.
‘Karena ini tugas berat. Dan yang bisa memikul beban berat itu diantaranya adalah pemuda, karena mereka adalah native teknologi, native internet, native media sosial yang menjadi salah satu variabel penting dalam berkembangnya suatu Kota,” ungkap Mulhadi.
Mulhadi mengaku bahwa upaya konkret yang ingin dicapai Partai Gelora Balikpapan adalah menjadi pemenang.
Namun realistisnya tentu tahapannya mesti memenuhi target di legislatif dahulu. Dengan begitu, Partai Gelora menjadi partai yang terlibat dalam kekuasaan eksekutif.
“Kalau kami nanti bisa masuk dalam kekuasaan sebagai pemimpin Kota Balikpapan, maka banyak sekali PR yang mesti dikerjakan. Di dalam legislatif saja banyak sekali Perda yang belum bisa memayungi persoalan-persoalan masyarakat Balikpapan,” akunya.
“Kemudian juga mengenai infrastruktur dan persoalan air bersih masih menjadi PR di Kota Balikpapan. Padahal Balikpapan sudah menjadi Kota penyangga IKN, tapi masih ada beberapa titik di kota ini yang airnya belum tercukupi. Begitupun Perda tentang air yang masih belum tuntas. Dan semoga tahun ini semua persoalan itu bisa dituntaskan oleh periode yang sekarang,” harapnya.
Selain itu, kata dia, hadirnya IKN juga memberikan tantangan besar. Yang mana seluruh perencanaan IKN tidak dibuka secara luas terutama bagi warga lokal. Menurutnya, masyarakat Kaltim tentu berharap terlibat aktif dalam jumlah yang besar dalam mengawal pembangunan IKN termasuk dari segi tenaga kerja.
Ia menilai, banyak sekali ironis yang terjadi terutama masalah sertifikasi dan hal lainnya. harusnya warga berupaya dan diberi informasi terkait standarisasi yang seperti apa. Kemudian cara untuk mendapatkan standarisasi seperti itu bagaimana caranya, agar penduduk lokal dapat terlibat langsung di dalam pembangunan IKN Nusantara.
“Saya rasa kalau orang Kaltim khususnya Balikpapan maupun Samarinda tidak butuh waktu yang lama untuk menyetarakan dirinya dengan tenaga-tenaga kerja dari luar, karena saya sendiri dulu pernah kerja di proyek Indonesia rata-rata di dunia industri baik itu pertambangan dan migas orang Kaltim itu banyak, cuma masih di luar. Artinya sudah bukan hal yang sulit bagi orang Kaltim untuk memenuhi standar-standar kerja yang ditentukan untuk mengawal pembangunan di IKN,” terangnya.
Selain itu, mengenai perpindahan IKN sangatlah berdampak positif bagi Provinsi Kaltim dan sekitarnya. Dijelaskannya, bahwa Gubernur Kaltim, H. lsran Noor pernah mengatakan di mana setiap tahunnya uang daerah Kaltim sebesar Rp 500 triliun dikirimkan ke Ibu Kota DKI Jakarta di pulau Jawa.
“Nah, kalau Ibu Kotanya sekarang di sini (Provinsi Kaltim) maka uang itu dikelola di sini. Jadi 500 triliun dari Kaltim sendiri itu dikelolanya di sini. Artinya ini jumlah uang yang tidak sedikit, jadi kalau ada peredaran uang dari APBN itu dikelola di sini,” bebernya.
Ditambahkannya, dampak dari hadirnya IKN luar biasa sudah dirasakan terutama bagi para pelaku UMKM. Bahkan, penggiat usaha catering pun makin kewalahan dibanjiri pesanan. Pun begitu, pelaku usaha penginapan dan lain-lain sudah mulai merasakan dampak pertumbuhan ekonomi.
“Saya sendiri juga pelaku usaha daging sapi dari tahun ke tahun semakin ke sini makin menggeluti dan kian meningkat,” pungkasnya. /SN
Red