PALEMBANG, JNNews.co.id – Setelah sukses memajukan sektor pertanian melalui rekrutmen 1400 Petugas Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (P2EP), kini Pemerintah Provinsi (pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) kembali merekrut 220 Tenaga Pendamping Peningkatan Produksi Perkebunan (TPPPP).
Ke 220 TPPPP tersebut bertugas mendampingi para petani dari sektor perkebunan agar lebih produktif dalam meningkat produksi termasuk membaca prospek pemasaran hingga hilirisasi produk, demikian diutarakan Gubernur Sumsel H Herman Deru saat memberikan arahan pada pengukuhan 220 TPPPP yang berlangsung di Asrama Haji Palembang, Selasa (22/3/2022).
Dikatakan Deru, dimana timbulnya ide dan gagasan rekrutmen TPPPP merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan daerah untuk mendampingi para petani.
“Tugas kalian selaku Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian adalah merubah mindset petani. Kalau dulu tugasnya mendoktrin petani untuk meningkatkan produksi, maka sekarang kalian punya tugas merubah mindset atau pola pikir petani dari yang sebelumnya petani pekerja menjadi enterprenuer di lahan sendiri,” ujarnya.
Kemudian, saya mengharapkan para TPPPP harus bertindak genius dalam menghadapi tugas berat dilapangan, karena banyak kalangan petani perkebunan yang masih menggunakan cara-cara produksi secara tradisional dalam mengusahakan kebunnya.
“Tugas kalian nanti dilapangan menginventarisir, mengintegrasikan produsen atau hasil kebun, menjadi bahan olahan, dan menjual dengan cara trading. Nah tugas TPPPP adalah menyatukan semua itu,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, TPPPP tidak hanya memperhatikan sarana produksi seperti lahan, modal, tenaga kerja, dan teknologi, tetapi juga sarana produksi. Namun ada yang lebih penting di era milenial saat ini adalah terkait dengan informasi, karena informasi sangat menentukan keberhasilan usaha petani.
“Harga pasar, jaringan kerjasama dan lain sebagainya. Informasi pertanian yang tepat waktu dan relevan, sangat mendukung dalam proses pengambilan keputusan petani. Oleh karena itu kami harapkan tenaga pendamping peningkatan produksi perkebunan yang direkrut ini dapat menjembatani hal tersebut,” katanya.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan provinsi Sumsel Agus Darwa, alhamdulillah hari ini kita kukuhkan 222 Tenaga Pendamping Peningkatan Produksi Perkebunan.
“Ini berdasarkan hasil daripada rekrutmen kita berdasarkan Peraturan Gubernur Nomer 33 Tahun 2021 kemarin. Sudah melalui tahapan-tahapan resisment, dan hasilnya 220, dan alhamdulillah hari ini dikukuhkan oleh Gubernur Sumsel, serta ini disebarkan di 13 kabupaten dan 4 kota di provinsi Sumsel,” bebernya.
Masih disampaikannya, semua komoditi perkebunan, jadi dia tidak terbatas hanya satu atau dua komoditi saja, tapi semua komoditi perkebunan terutama yang ada didaerah masing-masing.
“Kalau di kota Pagar Alam yang dominan adalah kopi dan beberapa perkebunan lainnya, paling tidak Kopi dan Teh. Kalau di kabupaten Musi Banyuasin (Muba) yakni Karet, Sawit, dan sebagainya. Latar belakang pendidikan adalah rata-rata Sarjana Pertanian, dan ada sedikit Sarjana Ekonomi. Dimana mereka berfungsi menggerakkan sistem perekonomian menjembatani Petani ke Koperasi Unit Daerah (KUD),” imbuhnya.
Masih dilanjutkannya, jadi ini merupakan salah satu pemikiran Gubernur Sumsel H Herman Deru, dalam rangka peningkatan produksi, peningkatan mutu pendapatan, pencapaian kesejahteraan keluarga khusus untuk petani kebun.
“Tenaga Pendamping Tenaga Lepas dari APBN dari pusat, dan ini terbatas juga. Dahulu hanya ada 60 dan semuanya sudah melalui tahapan seleksi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan sudah berkarya. Sehingga kami memang ketika mereka sudah bekerja, dan juga tetap menyelesaikan perluasan areal, teknologi, dan ini salah satu pemikiran Gubernur kita,” jelasnya.
Ditambahkannya, kalau soal efektif, kalau bisa itu setiap satu desa satu penyuluh, itu seharusnya, tetapi ini terkait kekuatan anggarannya. Untuk idealnya adalah satu desa satu penyuluh.
“Bukan kecil, kita ini diambil orang, contoh kopi kita dengan luas area 251 hektar itu terluas di Indonesia, nomer tiga dunia, tapi produksinya tidak muncul Kopi Sumsel, malah yang ada kopi lain, ini diambil oleh broker-broker dari provinsi ini. Jadi sebenarnya yang ekspor dari provinsi Lampung, dan Bengkulu itu produk kopi kita sebagian besar itu merupakan salah satu contohnya,” tegasnya. (DNL)