Palembang, JNNews.co.id –Dalam rangka memperingati HUT Republik Indonesia (RI) ke-78, Unsri menggelar berbagai kegiatan mulai dari perlombaan hingga peresmian fasilitas baru di Unsri, Kamis (17/08/2023)
Namun, momen haru dirasakan oleh para dosen maupun Mahasiswa, dimana Rektor Universitas Sriwijaya (UNSRI). Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE., IPU., MKU., ASEAN Eng., APEC Eng menyampaikan banyak pesan diakhir masa jabatannya selaku Rektor Universitas Sriwijaya
“Namanya pemimpin publik itu tidak ada yang enak, Itu yang saya rasakan tidak ada yang enak. Jadi siapa yang jadi pimpinan publik menikmati jabatan yaitu keliru. Kalau mau hidup enak jadi pebisnis buka usaha Itu baru enak. Tapi kalau pimpinan publik itu memimpin rakyat negara kita ini masih bertumbuh beda dengan negara maju kita ini negara tumbuh dan kita harus memperhatikan rakyat. Saya memimpin Unsri itu seperti itu jadi saya mata saya selalu ke bawah. Melihat kebawah kalau ada mata yang mereka yang nangis tidak bisa bayar UKT itu kita perhatikan kita urus. Tapi sapa yang menipu tidak boleh karena tidak bagus. Itu dulu baru-baru banyak yang ingin dapat padahal dia mampu. Tapi kita berikan persuasif sekarang sudah bagus jadi UKT itu diisi sendiri nanti keluar sendiri kalau merasa tidak cocok bisa banding itu dibolehkan,” tuturnya.
“Yang saya rasakan nikmatnya di situ saya artinya bisa memberikan kesempatan kepada yang tidak mampu,” tambah Anis.
Kedua, sambung Anis, pendidikan ini mengurus orang hidup. Apalagi dosen disini ada profesor, ada doktor jadi pintar-pintar semua.”Jadi kalau ngumpulkan 1000 dosen pendapatnya 1001 dan kita harus rangkum dari semuanya agar semuanya merasa terlayani. Tidak mungkin satu-satu kita komprehensif kita ikuti arahan kementerian bagaimana mereka yang ingin buat kegiatan apapun menurut saya positif itu kadang-kadang pingin pergi ke mana, padahal anggaran kita terbatas saya selalu melihatnya positif. Hanya saja kita lihat kalau tidak terlalu besar kita biayai. Tapi kalau terlalu besar anggaran kita tunda dulu,” bebernya.
Kemudian, sambung Anis, dia meyakini mahasiswa UnsriIl ini terbentuk watak-watak yang berakhlak.
“Mereka dengan dosen itu mereka selalu sujud salaman. Sujud karena kita tanamkan dosen itu adalah orang tua kedua. Jadi harus dihormati kalau mau ilmunya barokah dan ini mereka lakukan. Yang lain-lain namanya kalau ada yang tidak cocok ada yang demo biasa tapi selesai semuanya yang penting selesai. Tidak boleh jadi pimpinan yang menurut kita begini tapi umatnya tidak mau tidak perlu, jadi kita membuat ide sampaikan begitu setuju semua dilaksanakan,” ucapnya.
Anis menjelaskan, kondisiil kehidupan Unsri ini sudah jauh melampaui BLU. jadi memang sudah harus pindah ke PTN BH itu agar ada keleluasaan untuk mencari anggaran lain.
“Kalau sekarang tidak bisa BLU semua terbatas. Kalau PTN BH bebas mencari uang selain dari UKT. Saya pesankan kepada Rektor kalau cuman ingin mengumpulkan UKT tidak perlu jadi Rektor. kmkarena rektor itu harus sanggup mencari yang lain. Bahkan yang bagus itu ke depan kalau bisa UKT itu bukan saja tidak naik plus anak-anak kalau bisa dapat beasiswa, misalnya dapat bantuan, itu artinya menghargai prestasi mahasiswa, mereka yang ada kelebihan,” katanya
“Untuk saat ini sudah saya tanda tangan itu selama 2 periode Rektor, tidak boleh naik UKT. Kalau Rektor menaikan UKT aku yang demo karena PTN BH itu peluangnya besar sekali. Jadi untuk Rektor yang selanjutnya tidak boleh naik UKT carilah uang dari tempat lain. Karena mendidik anak bangsa itu kewajiban kita Itu amanah Undang-Undang. Kita saja yang tidak serius, karena pemerintah kita terbatas anggarannya. Bagaiman caranya cari usaha kita buka usaha Unsri buka konsultan, Unsri banyak ahli hukum,ahli ekonomi, ahli kontraktor. Semuanya luar biasa ada,” tandasnya. (DNL)