Palembang, JNNews.co.id –Pemerintah provinsi (pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Gubernur Sumsel H Herman Deru membuka secara langsung kegiatan rapat evaluasi dan percepatan penyaluran pupuk bersubsidi provinsi Sumsel tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Sumsel provinsi Sumsel yang dipusatkan di Grandballroom Hotel Swarna Dwipa Palembang, Kamis (14/09/2023)
Dikatakan Gubernur Sumsel H Herman Deru, kalau berbicara pertanian tentu kita tidak bisa berbicara parsial, hanya di ujungnya saja misalnya, produksinya, atau kita bicara ditengahnya saja, Saprodi misalnya, tapi tentu kita berbicara mulai dari bibitnya. Bahwa kita provinsi Sumsel juga sudah menyatakan siap, untuk menjadi provinsi penyangga pangan nasional. Komitmen ini tentu tidak bisa dinyatakan sikap, tanpa harus bersinergi dengan semua pihak.
“Dari hulu sampai hilir, ada yang paling hilir yakni masalah harga, dan hulu juga masalah harga, hari ini kita juga memulai mengevaluasi distribusi pupuk bersubsidi. Ada sesuatu yang anomali didalam kejadian semester akhir tahun ini mengenai stock pupuk,” ujarnya.
Kemudian, dimana yang terpenting dari Saprodi itu adalah pupuk salah satunya, maka kita harus menjaga alur distribusinya. Jangan sampai ada sumbatan, makanya kita rapatkan, dan kita evaluasinya apa, kenapa sampai dengan September ini pupuk yang terserap itu baru diangka 50 persennya baik urea ataupun NPK. Apakah ini distributornya terlalu masif, yang tanpa ada strategi bisnis yang benar, yang pas atau di petaninya ada masalah untuk masalah serapannya ini, maksud dari masalah itu di aplikasi elektronik alokasi (e-alokasi).
“Atau kuotanya yang terlalu besar, dan mudah-mudahan ini tidak terjadi. Kenapa ini timbul, ini inisiatif saya, karena di satu sisi PT Pupuk Indonesia mengeluhkan over stock, bahkan sampai dengan open storage,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, saya yang Gubernur Sumsel selalu dilapangan ini, selalu mendapat keluhan dari petani. Kok pupuknya langkah katanya, dimana ini masalahnya, kalau di transportasi jalan semua sudah bagus. Artinya ada strategi bisnis yang kurang pas, inilah kita jadikan bisnis matching menyatukan frekuensi. Dimana saya sebagai Gubernur dan regulator menunggu hasil rekomendasi dari rapat ini dari berbagai komponen, ada dari petani, dan sebagainya.
“Kalau masalah cuaca Elnino itu merupakan keputusan Tuhan Yang Mana Esa, bukan keputusan manusia, tinggal kita sebagai manusi, kita mencari solusi. Kalau kering kan orang tidak menanam padi ini, makanya ada startegi bisnisnya, jangan pasif distributor,” katanya.
Menurut Kepala Dinas Pertanian, dan TPH Provinsi Sumsel Dr Ir HR Bambang Pramono, M.Si, serapan belum maksimal tidak bisa hanya kita kaitkan dengan apa yang disampaikan oleh Gubernur Sumsel. Kita semua komponen harus bergerak, semua komponen harus aktif, mulai dari petani, kelompok petani, penyalur, kios, distributor, dan sebagainya. Dimana saat ini penebusan kita untuk pupuk urea baru 45 persen dari alokasi 150 ribu ton.
“Artinya baru sekitar 80 ribuan ton baru yang tertebus, dan masih 70 ribuan ton yang belum tertebus. Sedangkan NPK dari target e-alokasi kita yang sudah kita masukan kita tebus oleh petani di daftarnya itu 170 ribu ton yang baru tertebus sampai dengan hari ini baru 48 persen,” ucapnya.
Masih dilanjutkannya, dimana ada sekitar 82 ribu ton, dan masih ada sekitar 88 ribu ton yang belum tertebus. Dengan adanya rapat hari ini, kita akan mendengar semua apa-apa yang menjadi usulan para petani, dan kelompok petani. Kita seluruh stakeholder haru berlaku aktif menjemput bola, agar realisasi pupuk bisa terserap habis sesuai dengan targetnya. Kendalanya yang dihadapi pertama adalah memang petani sering sekali mengalami up down didalam internet alokasi.
“Pada saat penebusan terjadi trouble sehingga petani pulang tidak bisa menebus. Tapi ini sudah kita antisipasi, tidak hanya kartu petani tetapi juga sudah boleh melakukan penebusan dengan kartu Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk, jadi tidak ada masalah itu lagi,” imbuhnya.
Masih disampaikannya, kita harapkan salah satu rekomendasinya hari ini rapat evaluasi dan percepatan ini adalah kita bisa mendorong petani dan kelompok petani melakukan penebusan, terus kita juga mensupport para distributor penyalur untuk melakukan serapan dari produsen. Dan kita dari Dinas Pertanian, dan TPH Sumsel itu mengakomodir apa permasalahan yang dihadapi oleh petani. Misalkan masalah curah hujan yang masih belum datang, dan sumber-sumber air akan kita bantu.
“Tentunya kita bantu dengan fasilitas pompa sesuai dengan arahan Gubernur Sumsel, dan yang paling utama adalah strategi bisnis menurut Gubernur Sumsel tadi. Salah satu rekomendasi yang diharapkan Gubernur adalah beliau tidak menginginkan ditahun depan itu alokasi untuk Sumsel justru malah menjadi turun,” bebernya. (DNL)