Pesawaran-Lampung, (Jnnews) || Sebanyak 63 pemuda Desa Cipadang, Kecamatan Gedongtataan mengikuti pelatihan jurnalistik dan foto, Sabtu (25/6/2022), acara ini diprakarsai PTPN VII Unit Waylima dengan menggandeng FKPPIB, organisasi anak-anak karyawan BUMN.
Materi wawasan dan dasar-dasar jurnistik, teknik menulis berita, dan pengetahuan tentang foto grafi jurnalistik disampaikan kepada anak-anak muda sekitar perusahaan.
Dibuka Manajer PTPN VII Unit Waylima Moehammad Baasith, acara dihadiri Kepala Desa Cipadang Sugiyanto, Ketua Umum Tezza Aldiano Giovanny, Ketua Ranting Way Lima Deni Pani dan Ketua Dewan Pengawas FKPPIB Andi Firmansyah.
Dalam pengantarnya, Moehammad Baasith menyatakan agenda pengenalan dan wawasan jurnalistik bagi warga desa penyangga, terutama kaum muda sangat penting dan urgen di masa informasi bebas ini. Menurutnya, banyaknya sumber informasi, terutama yang hadir lewat media sosial secara bebas harus diimbangi dengan pengetahuan yang cukup untuk mencerna.
“Ide FKPPIB ini sangat tepat. Sebagai entitas usaha yang berada di tengan masyarakat, kami PTPN VII tidak bisa menghindar dari interaksi dengan banyak pihak. Interaksi itu pasti ada saja dinamika positif maupun negatif yang kemudian informasinya menyebar. Nah, di sinilah para pihak harus bijak ketika mendapat informasi,” kata Manajer yang juga Ketua SPPN VII itu.
Lebih lanjut, Baasith berharap wawasan jurnalistik yang didapat para pemuda akan menjadi pengetahuan sehingga tidak mudah terpengaruh atau terprovokasi. Peran pemuda, kata dia, sangat kuat dalam mempengaruhi sikap masyarakat melalui opini positif yang ditularkan.
“Saya sangat apresiatif kepada FKPPIB, Bapak Kades Cipadang, dan para pemuda yang mendukung dan terlibat dalam kegiatan ini. Kami berharap wawasan ini bisa menjadi landasan berpikir sekaligus membentuk pemuda-pemuda kreatif yang rasional dan relijius,” kata dia.
Tak kurang dukungan, Kepala Desa Cipadang Sugiyanto menyatakan kegiatan ini harus ditindak lanjuti dengan aksi-aksi nyata. Menurut dia, PTPN VII adalah salah satu aset desa berupa BUMN yang menjadi warna Desa Cipadang. Ia meminta anak-anak muda untuk menjalin kerjasama dengan setiap aset yang ada di desa, terutama PTPN VII dalam rangka membangun desa.
Kades nyentrik ini juga secara spontan menciptkan yel-yel sebagai upaya menyemangati para pemuda desanya agar serius mengikuti acara ini. Dengan selembar kardus tutup kotak kue yang dirobek dari meja depannya, dia menuliskan yel-yel yang berbunyi “PTPN VII Wali….Jaya! Pemuda Desa Cipadang….Maju Terus! Pelatihan Jurnalistik….Oke!” Lalu, dia memimpin yel-yel ini dengan gegap gempita.
”Kita harus bersyukur punya desa yang potensinya luar biasa. Kita punya BUMN, yaitu PTPN VII. Kita punya tempat wisata, kita punya alam yang indah, kita juga punya SDM (sumber daya manusia) seperti kalian yang luar biasa. Ayo kita majukan desa ini dan kabarkan kepada dunia melalui berita yang kalian bikin. Belajar nulis, foto, maupun video dari sini,” kata dia.
Sementara itu, Sudarmono, pemateri wawasan jurnalistik memberikan tips-tips untuk menilai peristiwa apa dan fenomena apa yang layak menjadi berita. Menurut penulis beberapa buku biografi ini, seorang penulis atau wartawan harus memiliki kepekaan hati untuk menentukan suatu objek layak diberitakan atau tidak.
“Para ahli pers setidaknya menyimpulkan ada 10 kriteria layak berita. Antara lain, aktual (peristiwa baru), penting, berguna bagi pembaca atau masyarakat banyak, berpengaruh, unik, menyangkut tokoh, ada konflik, sisi kehidupan manusia (human interest), dan beberapa lainnya,” kata dia.
Di sesi kedua, Redaktur Portal Berita Kabarsiger.com Eva Pardiana memberi beberapa teknik dalam penulisan berita. Menurut dia, berita yang dikemas dengan tata bahasa yang baik dengan pemilihan diksi yang pas akan membangun kepercayaan dari pembaca.
“Pembaca berita akan menilai suatu berita itu layak dipercaya atau tidak itu dilihat dari tata bahasanya. Lalu, pembaca akan melihat detailnya isi berita. Kalau menulis nama orang, nama desa, atau data dasar lainnya saja sudah salah, kebanyakan pembaca tidak akan percaya dengan isinya,” kata dia.
Oleh karena itu, terus Eva, seorang jurnalis atau penulis status di media sosial pun, jika ingin informasi yang disampaikan mendapat kepercayaan, harus tahu ilmu dan tekniknya.
“Saya sangat yakin kalau 60 pemuda Desa ini memiliki keterampilan menulis yang baik, desa ini akan sangat maju. Seperti tadi Pak Kades bilang, desa ini penuh potensi,” kata dia.
Pada sesi terakhir, tampil Ferdiansyah, fotografer profesional yang merupakan kontributor foto Kantor Berita Perancis (AFP, Agence France Presse) Wilayah Lampung. Dia memberi tips dan trik mengambil foto untuk keperluan berita atau jurnalistik dari sisi syarat layak muatnya. Menurut dia, era smartphone yang dibekali kamera instan bahkan berersolusi tinggi sangat menguntungkan seorang jurnalis.
“Foto jurnalistik itu bukan teknik membidikkan kamera, tetapi lebih tentang agle atau sudut foto, serta ketentuan-ketentuan lain sehingga foto layak dimuat di media. Makanya, sekarang setiap orang pegang handphone pakai kamera ini sangat menguntungkan, asal tahu syarat-syaratnya,” kata dia.
Di akhir sesi, peserta diminta praktik membuat berita dengan bahan berupa paparan kinerja PTPN VII Unit Waylima yang disampaikan Manajer Moehammad Baasith. Kepada para peserta yang dinilai unggul, panitia juga memberi beberapa doorprize. /SN
Red