Terima Rekomendasi, Bali Siap Pasok Babi dan Sapi Bali ke Jakarta
Jakarta, JNNews.co.id – Tim Kecil dari Bali langsung terbang ke Jakarta untuk meminta rekomendasi pemasukan babi dan sapi dari Bali ke dinas terkait di Jakarta.
Hal tersebut dilakukan guna menyikapi kasus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang menyerang hewan berkuku genap, seperti sapi, kerbau, babi, kambing dan domba.
Dimotori Ketua Koperasi Pemasaran Gunung Sari Amerta, Rama Bargawa dan Penasehat Koperasi Pemasaran Gunung Sari Amerta, Wayan Mardiana yang didampingi Ketua LSM Jarrak Bali, I Made Ray Sukarya, Tim Kecil langsung menjemput bola, yang menyasar ke daerah tujuan pengiriman ternak guna mendapatkan rekomendasi.
“Tahu sendiri ‘semeton’ di Bali sudah semakin terjepit akibat adanya Surat Edaran Badan Karantina yang saya anggap petugas di bawah salah kaprah mencermatinya,” ungkap Ketua LSM Jarrak Bali, I Made Ray Sukarya yang mendampingi Ketua Koperasi Pemasaran Gunung Sari Amerta, Rama Bargawa dan Penasehat Koperasi Pemasaran Gunung Sari Amerta, Wayan Mardiana, pada Senin (23/5/2022) di Jakarta.
Melihat kondisi tersebut, pengusaha babi asal Jakarta, Surya Darma dan Ruki Tandra menyambut gembira bakal dibukanya “kran” pasokan babi dari Bali, akibat sebelumnya suplai di Jakarta terganggu, karena sulitnya pasokan dari Bali. Padahal permintaan terus meningkat, baik ternak ataupun daging babinya.
“Dibukanya kembali jelas mempermudah kami selaku pemasok,” sebut Ruki didampingi Surya Darma.
Sementara itu, Rama Bargawa dan Wayan Mardiana menilai upaya yang dilakukan tim kecil bakal segera terwujud, apalagi proses tengah dilakukan kedua belah pihak.
“Kami, tim kecil diterima oleh petugas PTSP Jakarta Barat dan Suku Dinas Kantor Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) Kasi Keswan Ibu Kurniatun dan KTU,” jelasnya.
Selanjutnya, Wayan Mardiana memaparkan, hasil konsultasi yang dilakukan dengan Suku Dinas Kantor Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakarta Barat dan Dinas PTSP Jakarta Barat terkait dengan izin pemasukan ternak sapi dan babi dari Bali tujuan Jakarta Barat, yang menyebutkan tidak ada masalah pasokan babi dan sapi dari Bali.
“Kita ndak mau berlama-lama menunggu dalam ketidakpastian akibat adanya surat edaran PMK dari karantina yang membebani para petani babi di Bali. Surat edaran itu, hanya membatasi tanpa adanya petunjuk teknis atau pelaksanaan di lapangan,” kata Wayan Mardiana
Selanjutnya, Wayan Mardiana berharap, agar daerah Bali dapat sebagai pemasok kebutuhan daging untuk wilayah Jakarta Barat dengan sejumlah catatan, agar memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
“Adapun catatan tersebut meliputi : 1. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) daerah asal ternak. 2. Surat Pernyataan/Surat Keterangan asal ternak daerah bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). 3. Surat permohonan dengan legalitasnya,” rincinya.
Selain itu, Wayan Mardiana menambahkan, pada saat Hari Raya Idul Adha merupakan kesempatan emas bagi para peternak sapi untuk mendapatkan untung, karena dijual dengan harga yang menguntungkan.
Pada kesempatan yang sama, Ray Sukarya juga telah menyampaikan surat resmi ke Gubernur Bali, Wayan Koster, terkait persoalan ini dan telah mendapat jawaban untuk menghadap, akan tetapi karena waktunya bersamaan, dirinya di Jakarta, ia minta dijadwalkan ulang.
“Surat kita ke pak Gubernur Bali juga direspons, tapi posisi saya di Jakarta, saya belum bisa bertemu,” terangnya.
Lantaran tersendatnya pasokan ternak dari Bali, Ray Sukarya khawatir bisa berakibat bangkrutnya para petani di Bali. Bahkan yang lebih parah, Ray Sukarya mengindikasikan, ada kesengajaan menutup pasokan dari Bali, namun membuka pasokan yang lain. Apa yang disampaikan Ray bukan tanpa sebab, pasalnya, ternak dari beberapa daerah masih tetap masuk ke Jakarta sebagai daerah tujuan utama pengiriman.
“Kalau lihat situasinya bisa jadi ke depan import dibuka, dengan alasan untuk memenuhi suplai. Lantas mau kemana kita nantinya,” pungkas Ray Sukarya, seraya mengingatkan, ia akan terus mengawasi dan mengawal proses ini. (Red/Eka)